Menteri Abdul Mu’ti: Anak Main Gawai Harus Diawasi, Banyak Game Kekerasan dan Judol Beredar Ini Faktanya!

photo author
- Rabu, 6 Agustus 2025 | 20:00 WIB
Menteri Abdul Mu’ti ingatkan bahaya gawai untuk anak! Game kekerasan dan judi online wajib diawasi orang tua. (Twitter/@IndoPopBase)
Menteri Abdul Mu’ti ingatkan bahaya gawai untuk anak! Game kekerasan dan judi online wajib diawasi orang tua. (Twitter/@IndoPopBase)

PURWAKARTA ONLINE - Di tengah derasnya arus teknologi digital, gawai telah menjadi sahabat sekaligus ancaman bagi anak-anak.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengingatkan para orang tua agar lebih waspada dan aktif mengawasi penggunaan gawai oleh anak-anak.

Pesan itu disampaikan Mu’ti dalam wawancara dengan awak media di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, pada Senin (4/8/2025).

Dalam pernyataannya, ia menyoroti maraknya game online berisi kekerasan bahkan perjudian tersembunyi, yang kini bisa diakses dengan mudah hanya lewat satu ketukan jari.

Baca Juga: Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Larang Study Tour, Ungkap Jeritan Orang Tua yang Terlilit Utang Ternyata Begini!

“Penggunaan gawai oleh anak-anak ini semaksimal mungkin dibatasi. Kontrol orang tua sangat penting agar mereka tidak menggunakan media ini secara berlebihan,” tegas Mu’ti.

Mu’ti menyebut banyak game yang terlihat “aman”, namun ternyata memuat unsur kekerasan hingga perjudian terselubung.

Anak-anak yang belum cukup umur, katanya, sangat mudah terpengaruh karena belum mampu memilah mana yang baik dan mana yang berbahaya.

“Ada game yang disusupi judi online. Ini sangat merusak, baik dari sisi psikologis, moral, maupun mental anak,” tambahnya.

Baca Juga: Mengejutkan! Silfester Diperiksa Polisi soal Kasus Ijazah Jokowi, Ungkap Telepon dan Suasana Hati Presiden di Solo

Tak hanya soal konten yang membahayakan, Mu’ti juga menyinggung efek fisik dan mental dari kebiasaan anak yang terlalu lama bermain gawai.

Ia menyebutkan bahwa berkurangnya aktivitas fisik dapat menghambat perkembangan motorik dan juga memicu anak jadi cepat marah dan malas bergerak (mager).

“Kalau kebanyakan main game itu jadi mager. Motoriknya kurang bergerak, peredaran darahnya kurang lancar, jadi anak juga emosional,” jelasnya.

Dalam menghadapi tantangan era digital, Mu’ti mengimbau agar peran orang dewasa di sekitar anak—baik orang tua maupun guru—lebih aktif dalam membimbing.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X