Larangan Study Tour Dedi Mulyadi Tuai Sorotan, Ini Alasan dan Solusi yang Ia Tawarkan ke Sekolah

photo author
- Selasa, 5 Agustus 2025 | 14:00 WIB
Dedi Mulyadi larang study tour karena bukan bagian kurikulum dan bebani orang tua. Ini solusi pengganti dari KDM. (JPP )
Dedi Mulyadi larang study tour karena bukan bagian kurikulum dan bebani orang tua. Ini solusi pengganti dari KDM. (JPP )

PURWAKARTA ONLINE – Kebijakan larangan study tour yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memicu diskusi hangat di kalangan masyarakat.

Meski menuai pro dan kontra, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa larangan ini tidak ditujukan untuk melarang anak-anak berwisata, melainkan untuk melindungi orang tua siswa dari beban biaya yang tinggi.

“Banyak orang tua yang curhat, harus keluar uang sampai Rp4 juta untuk anak ikut study tour. Itu berat,” kata KDM dalam podcast bersama Deddy Corbuzier.

Menurutnya, kegiatan study tour selama ini tidak sesuai dengan kurikulum pendidikan dan hanya menjadi acara piknik yang diberi nama akademis.

Baca Juga: Matcha: Teh Hijau Premium yang Mulai Diproduksi Petani Inovatif Asal Purwakarta

Selain soal beban biaya, KDM juga mengungkap banyak orang tua yang sampai meminjam uang ke rentenir desa atau Bank Emok demi membiayai kegiatan tersebut.

Praktik ini, menurut KDM, justru berbahaya karena merugikan masyarakat dan tidak memberi manfaat nyata bagi siswa.

Untuk itu, ia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 43/PK.03.04/Kesra yang menjadi dasar larangan study tour dan bagian dari program “9 Langkah Pembangunan Pendidikan Jawa Barat Menuju Terwujudnya Gapura Panca Waluya”.

Solusi yang Ditawarkan KDM: Daripada melakukan study tour yang mahal dan tidak relevan, KDM menyarankan sekolah untuk mengadakan kegiatan edukatif yang murah dan aplikatif.

Baca Juga: BRI Salurkan BSU 2025 Rp2,25 Triliun ke 3,76 Juta Penerima, Ini Cara Cek dan Cairkan Bantuan

Misalnya:

  • Pengelolaan sampah mandiri
  • Kunjungan ke peternakan atau pertanian
  • Observasi di unit usaha kecil dan menengah
  • Praktik kewirausahaan dan industri kreatif

Kebijakan ini dinilai sebagai bentuk transformasi pendidikan yang lebih kontekstual dan berkeadilan.

Meski pernah sukses mengembangkan sektor pariwisata saat menjadi Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa pendidikan dan pariwisata adalah sektor berbeda dan tidak harus selalu berkaitan.

Baca Juga: Gugur dalam Kecelakaan Pesawat, Marsma Fajar Adriyanto Dikenang Sebagai Pembina Olahraga Dirgantara

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X