PurwakartaOnline.com – Menurut Rais PBNU, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau lebih dikenal sebagai Gus Baha, menjadi kaya adalah suatu keharusan bagi kiai, orang saleh, dan segenap elemen masyarakat yang berada di jalur kebenaran.
Dalam perspektif Gus Baha, harta yang dimiliki oleh orang saleh akan menjadi ladang kebaikan, sementara harta yang dipegang oleh orang fasik dapat menjadi sumber kemaksiatan.
Gus Baha menyampaikan pandangannya dalam sebuah acara Haul Majemuk Masyayikh dan Keluarga Besar Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Jawa Timur, dengan menegaskan bahwa kekayaan bukanlah suatu fitnah jika dimiliki oleh orang yang berpegang pada nilai-nilai kebaikan.
Dalam konteks ini, ia merujuk pada ajaran Imam Syafi’i yang, meskipun hidupnya sederhana, menginginkan agar orang saleh menguasai harta.
Mengutip kisah menarik dari masa silam, Gus Baha menyebutkan jawaban lucu dari Imam Malik ketika ditanya tentang orang yang alim selain dirinya.
Imam Malik menyebut nama Imam Abu Hanifah, yang kemudian mewariskan ilmunya kepada Muhammad bin Hasan Asy-Syaiban.
Baca Juga: Natal Bersama Pj Bupati Purwakarta: Damai, Kasih, dan Persatuan dalam Kehidupan
Imam Malik sendiri, sebagai sosok yang alim dan kaya raya, memberikan contoh bahwa kekayaan bukanlah hal yang bertentangan dengan kedekatan spiritual.
Dalam sejarah, Imam Malik bahkan meninggalkan harta yang cukup besar, termasuk karpet, bantal berisi bulu, dan barang-barang mewah lainnya.
"Jadi Imam Malik itu kaya, dan Muhammad bin Hasan Asy-Syaiban juga kaya, tapi juga alim. Itu diakui sendiri oleh Imam Malik," ujar Gus Baha.
Gus Baha kemudian merinci bahwa Imam Syafi’i, yang awalnya mempertanyakan kekayaan Imam Malik, akhirnya dibiayai olehnya untuk pergi ke Irak guna menemui Muhammad bin Hasan Asy-Syaiban. Saat tiba di kediaman sang guru, Imam Syafi’i kaget menyaksikan kekayaan tuan rumahnya.
Baca Juga: Skandal Korupsi Dana Jaspel Guncang Puskesmas Bojong Purwakarta, Kepala UPTD Jadi Tersangka
Dalam dialog menarik antara Imam Syafi’i dan Muhammad bin Hasan Asy-Syaiban, terungkap bahwa kekayaan seorang alim dan orang saleh adalah sebuah anugerah yang harus dijaga.
Muhammad bin Hasan Asy-Syaiban menyampaikan pesan tegas, bahwa harta seharusnya tetap di tangan orang saleh, karena jika jatuh ke tangan orang fasik, dapat menimbulkan bahaya.
Artikel Terkait
Ova Emilia, fans Gus Baha ini terpilih jadi Rektor UGM periode 2022-2025!
Gus Baha ungkap rahasia amalan mustajab selain tahajud!
Profil Faizal Assegaf, yang kerap kritik Ketum PBNU, Gus Baha, Gus Yaqut, dan kini kritik Erick Thohir!
Gus Baha: Orang Islam Harus Zakat, Artinya Harus Baik Secara Ekonomi!
Kampanye LGBT Eropa ingin susupi Piala Dunia 2022 Qatar, Begini tanggapan Gus Baha!
Persiapan Puasa Ramadhan: Pentingnya Mendalami Literatur Ulama Terdahulu Menurut Gus Baha!
Bahtsul Masail dalam Rangkaian Konfercab NU Purwakarta 2023: Bahas Muamalah Kontemporer!
Inilah 5 Ulama yang Terpilih Menjadi AHWA dalam Konfercab NU Purwakarta 2023
Ahmad Anwar Nasihin, Kyai Kampung dari Liung Gunung, Kini Memimpin NU Purwakarta
Peran NU Di Tengah Masyarakat: Bangkitnya Orang-orang Berilmu