Rais PBNU Gus Baha Jelaskan Alasan Muslim Harus Kaya

photo author
- Jumat, 29 Desember 2023 | 11:32 WIB
Gus Baha menjelaskan bahwa muslim, kyai dan orang saleh harus kaya (Tangkapan Layar Youtube Humas Unisma Official Caption)
Gus Baha menjelaskan bahwa muslim, kyai dan orang saleh harus kaya (Tangkapan Layar Youtube Humas Unisma Official Caption)

PurwakartaOnline.com – Menurut Rais PBNU, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau lebih dikenal sebagai Gus Baha, menjadi kaya adalah suatu keharusan bagi kiai, orang saleh, dan segenap elemen masyarakat yang berada di jalur kebenaran.

Dalam perspektif Gus Baha, harta yang dimiliki oleh orang saleh akan menjadi ladang kebaikan, sementara harta yang dipegang oleh orang fasik dapat menjadi sumber kemaksiatan.

Gus Baha menyampaikan pandangannya dalam sebuah acara Haul Majemuk Masyayikh dan Keluarga Besar Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Jawa Timur, dengan menegaskan bahwa kekayaan bukanlah suatu fitnah jika dimiliki oleh orang yang berpegang pada nilai-nilai kebaikan.

Dalam konteks ini, ia merujuk pada ajaran Imam Syafi’i yang, meskipun hidupnya sederhana, menginginkan agar orang saleh menguasai harta.

Mengutip kisah menarik dari masa silam, Gus Baha menyebutkan jawaban lucu dari Imam Malik ketika ditanya tentang orang yang alim selain dirinya.

Imam Malik menyebut nama Imam Abu Hanifah, yang kemudian mewariskan ilmunya kepada Muhammad bin Hasan Asy-Syaiban.

Baca Juga: Natal Bersama Pj Bupati Purwakarta: Damai, Kasih, dan Persatuan dalam Kehidupan

Imam Malik sendiri, sebagai sosok yang alim dan kaya raya, memberikan contoh bahwa kekayaan bukanlah hal yang bertentangan dengan kedekatan spiritual.

Dalam sejarah, Imam Malik bahkan meninggalkan harta yang cukup besar, termasuk karpet, bantal berisi bulu, dan barang-barang mewah lainnya.

"Jadi Imam Malik itu kaya, dan Muhammad bin Hasan Asy-Syaiban juga kaya, tapi juga alim. Itu diakui sendiri oleh Imam Malik," ujar Gus Baha.

Gus Baha kemudian merinci bahwa Imam Syafi’i, yang awalnya mempertanyakan kekayaan Imam Malik, akhirnya dibiayai olehnya untuk pergi ke Irak guna menemui Muhammad bin Hasan Asy-Syaiban. Saat tiba di kediaman sang guru, Imam Syafi’i kaget menyaksikan kekayaan tuan rumahnya.

Baca Juga: Skandal Korupsi Dana Jaspel Guncang Puskesmas Bojong Purwakarta, Kepala UPTD Jadi Tersangka

Dalam dialog menarik antara Imam Syafi’i dan Muhammad bin Hasan Asy-Syaiban, terungkap bahwa kekayaan seorang alim dan orang saleh adalah sebuah anugerah yang harus dijaga.

Muhammad bin Hasan Asy-Syaiban menyampaikan pesan tegas, bahwa harta seharusnya tetap di tangan orang saleh, karena jika jatuh ke tangan orang fasik, dapat menimbulkan bahaya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Febri Nugrahadi

Sumber: NU Online

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Profil KH. Abdul Halim Majalengka

Senin, 14 April 2025 | 07:45 WIB
X