Syahriahan MWCNU Kecamatan Kiarapedes: Silaturahmi Penuh Hikmah dan Kajian Risalah Aswaja yang Mendalam

photo author
- Minggu, 25 Mei 2025 | 07:41 WIB
Syahriahan MWCNU Kiarapedes jadi ajang silaturahmi penuh hikmah dengan kajian Risalah Aswaja (Image Via WhatsApp )
Syahriahan MWCNU Kiarapedes jadi ajang silaturahmi penuh hikmah dengan kajian Risalah Aswaja (Image Via WhatsApp )

PURWAKARTA ONLINE - Sabtu pagi, 24 Mei 2025, suasana aula Desa Ciracas, Kecamatan Kiarapedes, terasa hangat dan penuh berkah.

Warga Nahdlatul Ulama (NU) berkumpul dalam kegiatan Syahriahan MWCNU Kecamatan Kiarapedes.

Acara rutin yang menjadi wadah silaturahmi dan penguatan ideologi Ahlussunnah wal Jama'ah.

Acara ini dimulai tepat pukul 07.30 WIB, dibuka dengan pembacaan tahlil yang khusyuk dipimpin oleh Ust. Dede Ahmad Muhtar.

Baca Juga: Konsolidasi PCNU Purwakarta di Kiarapedes, Penguatan Struktur NU di Tingkat Kecamatan

Suasana menjadi begitu hening dan khidmat saat doa-doa dilantunkan, mempererat rasa persaudaraan sesama warga nahdliyin.

Turut hadir dalam acara ini, Ketua MWCNU Kiarapedes, Yayat Ahmad Hidayat, yang menyambut hangat kehadiran para jamaah dan perwakilan banom-banom NU dari berbagai ranting se-Kecamatan Kiarapedes.

Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya menjaga tali silaturahmi dan menjaga warisan keilmuan ulama NU.

Yang membuat Syahriahan kali ini terasa lebih istimewa adalah kajian mendalam terhadap kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama'ah karya Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari.

Baca Juga: NU dan Muhammadiyah Jadi Pengawas Danantara, Strategi Prabowo Jaga Transparansi?

Kajian ini dibawakan oleh Ust. Dadang Saputra, yang dengan lugas dan jelas menguraikan isi kitab tersebut kepada para hadirin.

Kitab Risalah Aswaja menjadi sorotan karena memuat prinsip-prinsip utama akidah, amalan, dan karakter Muslim NU.

Materi yang disampaikan mencakup pengertian tauhid, sifat-sifat Allah dan Rasul, serta pembahasan tajam mengenai sunnah dan bid’ah yang sering kali menjadi perdebatan di tengah masyarakat.

"Kitab ini bukan hanya penting untuk dipelajari, tapi juga dipahami dengan hati. Di sini kita diajarkan bagaimana menjadi Muslim yang moderat, toleran, dan berpegang pada nilai-nilai leluhur," ujar Ust. Dadang dalam kajiannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Profil KH. Abdul Halim Majalengka

Senin, 14 April 2025 | 07:45 WIB
X