La Gholiba Illa Billah: Filosofi Mendalam di Balik Lambang Pencak Silat Pagar Nusa

photo author
- Jumat, 9 Agustus 2024 | 14:44 WIB
Logo Pagar Nusa NU (Pagar Nusa)
Logo Pagar Nusa NU (Pagar Nusa)

Purwakarta Online - Pagar Nusa, atau lebih lengkapnya Pencak Silat Nahdlatul Ulama, bukan sekadar organisasi pencak silat. Di balik setiap gerakannya, tersimpan nilai-nilai luhur yang mengakar dalam tradisi Islam Ahlussunnah Waljama’ah. Salah satu yang paling mencolok adalah semboyan "La Gholiba Illa Billah" yang tersemat dalam lambang organisasi ini. Tapi, apa sebenarnya makna di balik kata-kata ini dan bagaimana simbolisme ini tercermin dalam lambang Pagar Nusa?

Makna Filosofi "La Gholiba Illa Billah"

Tulisan Arab "لا غالب الا بالله" (La Gholiba Illa Billah) yang berarti "Tidak ada yang menang kecuali dengan pertolongan Allah," adalah esensi yang mendalam dari ajaran Islam yang dianut oleh Pagar Nusa. Bukan hanya sekadar ungkapan, frasa ini mencerminkan keyakinan bahwa segala pencapaian dan kemenangan, baik dalam dunia maupun akhirat, hanya bisa diraih dengan pertolongan Tuhan. Dalam konteks pencak silat, ini bukan hanya tentang memenangkan pertarungan fisik, tetapi juga kemenangan dalam menjaga martabat, akhlak, dan keimanan.

Baca Juga: Penipuan Berkedok Cashback dan Komisi: Nama YPP dan YCAB Foundation Dicatut, Masyarakat Harus Waspada!

Simbolisme dalam Lambang Pagar Nusa

Lambang Pagar Nusa sarat dengan makna dan filosofi yang mendalam. Pada inti lambang tersebut, terdapat bola dunia yang mewakili bumi, Nusantara, dan visi semesta yang bersifat duniawi dan ukhrawi. Ini menggambarkan komitmen Pagar Nusa untuk menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks kebangsaan maupun spiritual.

Di tengah bola dunia, terdapat trisula—senjata kuno yang tidak hanya simbol dari aspek keolahragaan, tetapi juga keIslaman dan keIndonesiaan. Trisula menjadi pengingat bahwa Pagar Nusa adalah benteng pelindung warisan budaya dan seni bela diri asli Indonesia yang harus dilestarikan.

Sementara itu, sembilan bintang yang melingkari bola dunia mewakili pola kepemimpinan Walisongo, tokoh penyebar Islam di Nusantara, sekaligus mencerminkan sembilan nilai utama yang dipegang teguh oleh Pagar Nusa: kemerdekaan, keadilan, kebenaran, kejujuran, kerakyatan, persaudaraan, persamaan, kesederhanaan, dan keseimbangan.

Baca Juga: Viral! Ancaman 'Karawang Banjir Darah' Diduga Berawal dari Provokasi 'Bakar Madura'

Identitas dan Visi Pagar Nusa

Pencak Silat Nahdlatul Ulama bukan hanya sekadar cabang olahraga, tetapi juga wadah perjuangan untuk mencapai tujuan besar organisasi induknya, Nahdlatul Ulama (NU). Tulisan PENCAK SILAT NAHDLATUL ULAMA yang melengkung di atas sembilan bintang menegaskan identitas ini. Pagar Nusa adalah perisai yang melindungi NU dan Bangsa dari segala bentuk ancaman, baik dari dalam maupun luar.

Garis kurva segi lima dalam lambang ini melambangkan rukun Islam, sebuah pengingat bahwa setiap langkah dan gerakan anggota Pagar Nusa harus selalu dilandasi dengan nilai-nilai keislaman. Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva melambangkan tiga pola utama dalam kehidupan warga NU: iman, Islam, dan ihsan. Ketiga aspek ini berjalan seiring, mengarahkan setiap anggota untuk selalu berada di jalan yang benar dalam setiap tindakan.

Pagar Nusa, dengan semboyan "La Gholiba Illa Billah," bukan hanya sekadar organisasi bela diri. Ini adalah refleksi dari komitmen yang mendalam untuk menjaga dan mengembangkan seni bela diri asli Indonesia dalam bingkai ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin.

Baca Juga: Profil Lengkap Subhan Fahmi, Ketua GP Ansor Jabar dan Politisi PKB Garut yang Berkarisma

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Profil KH. Abdul Halim Majalengka

Senin, 14 April 2025 | 07:45 WIB
X