trending

Kondisi Pilu Warga Palestina yang Dibebaskan dari Penjara Israel: Luka Fisik dan Psikologis

Selasa, 4 Februari 2025 | 09:35 WIB
Kembalinya warga Palestina ke Gaza Utara membawa kenyataan pahit: reruntuhan, krisis kemanusiaan, dan ketidakpastian masa depan. (www.voaindonesia.com)

PURWAKARTA ONLINE - Perjanjian gencatan senjata yang berlangsung di Gaza, Palestina, membawa harapan baru, tetapi juga mengungkapkan kenyataan mengerikan bagi warga Palestina yang baru dibebaskan dari penjara Israel.

Tahanan yang dibebaskan oleh Israel menunjukkan tanda-tanda kekerasan fisik dan psikologis yang parah, termasuk luka bekas penyiksaan dan kelaparan yang kronis.

Kondisi mereka menjadi sorotan global, menambah derita yang telah mereka alami selama bertahun-tahun.

Pada 1 Februari 2025, sekitar 183 warga Palestina dibebaskan dari penjara Israel, tetapi pemandangan yang muncul adalah pemandangan penuh keprihatinan.

Banyak dari mereka terlihat dengan tubuh penuh luka memar, tulang yang patah, dan tubuh yang tampak kurus akibat kelaparan berkepanjangan.

Baca Juga: Demo Aliansi Honorer di DPR: Kemacetan Lalu Lintas di Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat

Tidak hanya itu, beberapa di antaranya juga mengidap kudis, infeksi yang sering ditemukan pada orang yang terisolasi dalam kondisi buruk dan tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai.

Penyiksaan dan Kelaparan: Bekas Luka yang Menghantui

Berdasarkan laporan dari Al-Jazeera, sebagian besar tahanan yang baru dibebaskan menunjukkan tanda-tanda penyiksaan yang mengerikan.

Kelompok Masyarakat Tahanan Palestina, sebuah organisasi yang memantau kondisi tahanan di penjara Israel, mengungkapkan bahwa banyak dari mereka yang mengalami pemukulan berat, penyiksaan medis yang tidak manusiawi, dan kelaparan ekstrem.

Beberapa tahanan bahkan menceritakan bahwa mereka mengalami patah tulang rusuk akibat pukulan yang parah.

"Setiap kali tahanan dibebaskan, kami menemukan tubuh mereka penuh dengan bekas penyiksaan yang sangat menyakitkan, termasuk luka-luka yang terjadi setelah 7 Oktober, yang mencerminkan tingkat kekejaman yang luar biasa," kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan resmi.

Baca Juga: Kebakaran Pabrik Tahu di Manggarai: Tidak Ada Korban Jiwa, Kerugian Diperkirakan Rp1 Miliar

"Mereka tidak hanya menderita secara fisik, tetapi juga mengalami trauma psikologis yang mendalam."

Halaman:

Tags

Terkini