PURWAKARTA ONLINE - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh pemerintah Indonesia mendapat perhatian luas, terutama mengenai pendanaan yang digunakan untuk menyukseskan inisiatif ini.
Salah satu usulan yang muncul adalah memanfaatkan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) untuk mendukung program tersebut. Namun, pendapat tentang hal ini berbeda-beda antara pihak pemerintah, Kementerian Agama (Kemenag), dan organisasi keagamaan seperti PBNU.
Artikel ini akan membahas berbagai perspektif yang muncul terkait penggunaan dana zakat untuk MBG.
Kemenag: Pentingnya Kajian Mendalam
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin, menyatakan bahwa penggunaan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) untuk mendanai program MBG harus dikaji secara menyeluruh.
Baca Juga: Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza: Harapan Baru untuk Perdamaian
Kamaruddin menekankan pentingnya pertimbangan bijak dalam menentukan apakah program MBG merupakan prioritas yang tepat untuk alokasi dana ZIS.
Meski demikian, Kemenag menilai penggunaan dana zakat untuk siswa tak mampu yang mendapatkan manfaat dari ZIS adalah hal yang memungkinkan, mengingat mereka termasuk dalam kelompok yang berhak menerima bantuan.
Namun, Kamaruddin juga menegaskan bahwa hingga saat ini, MBG belum menjadi program yang dijalankan oleh Baznas atau lembaga amil zakat lainnya.
Program ini, kata Kamaruddin, masih didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemerintah sudah menyiapkan anggaran khusus untuk MBG, sehingga penggunaan dana ZIS untuk program ini masih memerlukan kajian mendalam.
DPD RI: Dorongan untuk Libatkan Zakat
Sultan B Najamuddin, Ketua DPD RI, mendorong pelaksanaan program MBG dengan melibatkan dana zakat. Menurutnya, pengalokasian dana MBG tidak hanya bergantung pada APBN, tetapi juga dapat dimanfaatkan dari dana zakat yang besar potensinya.
Sultan B Najamuddin berpendapat bahwa masyarakat Indonesia dikenal dermawan dan memiliki semangat gotong royong, sehingga pemanfaatan dana zakat untuk program MBG bisa menjadi solusi yang efektif.