Presiden Suriah Bashar al-Assad Digulingkan Pemberontak, Diduga Ada Bantuan Israel

photo author
- Senin, 9 Desember 2024 | 17:35 WIB
Presiden Suriah Bashar Al Assad dalam foto bertanggal 17 Mei 2018 yang dikeluarkan kantor kepresidenan Rusia, Kremlin. (Kremlin via Wikimedia Commons)
Presiden Suriah Bashar Al Assad dalam foto bertanggal 17 Mei 2018 yang dikeluarkan kantor kepresidenan Rusia, Kremlin. (Kremlin via Wikimedia Commons)


PURWAKARTA ONLINE - Kehancuran yang terjadi di Suriah memasuki babak baru yang mengejutkan dunia. Presiden Bashar al-Assad, yang telah berkuasa lebih dari dua dekade, dikabarkan melarikan diri dari negara yang telah hancur akibat perang saudara panjang.

Pada Minggu, 8 Desember 2024, pemberontak yang dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir Al-Sham (HTS), berhasil merebut ibu kota Damaskus.

Serangan besar-besaran tersebut menandai akhir dari kekuasaan rezim Assad yang telah berkuasa lebih dari 53 tahun, setelah melalui perjuangan politik dan militer yang berat.

Menurut laporan dari berbagai sumber internasional, termasuk kantor berita Reuters, Bashar al-Assad dan keluarganya dikabarkan telah terbang ke Moskow, Rusia, yang diperkirakan memberi suaka politik untuk memastikan keselamatan pasukan Rusia yang masih bertahan di Suriah.

Baca Juga: Al-assad Tiba di Moskow Setelah Melarikan Diri, Rusia Akan Beri Suaka Politik Pemberontak Gulingkan Presiden Suriah

Mikhail Ulyanov, Duta Besar Rusia untuk PBB, melalui akun Telegram-nya sempat membocorkan kabar bahwa Assad telah mendarat di Moskow, dan menegaskan bahwa Rusia tidak akan meninggalkan temannya dalam keadaan sulit.

Kabar kaburnya Assad semakin diperkuat oleh beberapa sumber yang menyebutkan bahwa kekuatan pemberontak berhasil menguasai ibu kota Damaskus setelah serangan intensif yang berlangsung selama beberapa hari.

Sumber yang tidak mau disebutkan namanya di Kremlin mengatakan bahwa keputusan Rusia untuk memberikan suaka kepada Assad bertujuan untuk melindungi pasukan Rusia yang masih berada di Suriah.

Namun, beberapa spekulasi muncul terkait kemungkinan adanya peran pihak ketiga dalam jatuhnya Assad, dengan dugaan bahwa Israel mungkin terlibat dalam membantu pemberontak.

Baca Juga: Rusia Berikan Suaka Politik kepada Bashar al-Assad Setelah Digulingkan Pemberontak

Beberapa pengamat politik percaya bahwa keterlibatan Israel dalam situasi ini bukanlah hal yang mustahil.

Pasalnya, Israel telah lama memantau situasi di Suriah, terutama terkait dengan pengaruh Iran dan kelompok militan yang didukungnya, seperti Hizbullah.

Secara tidak langsung, Israel mungkin mendukung perubahan rezim di Suriah untuk mengurangi pengaruh Iran di kawasan tersebut.

Perang yang dimulai dengan unjuk rasa damai pada 2011 telah berubah menjadi konflik yang melibatkan banyak pihak. Berbagai negara besar, termasuk Rusia, Amerika Serikat, dan negara-negara Arab, terlibat dalam upaya untuk mempengaruhi jalannya pertempuran.

Baca Juga: Mengenal Keasaman Tanah dan Dampaknya pada Pertumbuhan Tanaman

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X