Selain tikus, hama lain yang menjadi perhatian adalah penggerek batang atau dikenal dengan istilah lokal sundep dan bebeluk, tergantung pada fase serangannya.
“Jika menyerang saat vegetatif, disebut sundep. Jika saat generatif, itu bebeluk,” jelas Hafid.
Menurutnya, cara efektif untuk menanggulangi hama ini adalah dengan memahami siklus hidupnya dan menyemprot insektisida sistemik menjelang telur menetas.
Meskipun hama tikus tidak signifikan di Kiarapedes, upaya pengendalian tetap dilakukan secara serius.
Karakter tikus yang ‘preman’ membuat para petani harus siaga, terutama saat masa tanam hingga panen.
Penyuluh Pertanian dan Petugas POPT dari BPP Garokgek terus aktif memberikan edukasi, pendampingan, serta menyusun strategi agar hasil pertanian di Kecamatan Kiarapedes terus meningkat, dengan tetap menjaga kearifan lokal dan budaya tani yang sudah mengakar kuat.***
Artikel Terkait
Kenapa Daun Rambutan Tiba-Tiba Gugur? Ini Penyebab dan Solusinya!
Jejak Pemisahan dan Jalan Pulang: Masa Depan Pertanian dan Peternakan Terpadu di Indonesia
Kenapa Harga Cabai Sering Naik? Ini 5 Fakta yang Jarang Diketahui Konsumen
Kenapa Banyak Anak Muda di Purwakarta Ogah Bertani? Ini 5 Alasan Nyatanya
Harga Cabai Naik Terus, Ini Penyebab Sebenarnya yang Jarang Dibahas di TV
Kenapa Harga Teh Daun di Petani Anjlok, Tapi di Kota Tetap Mahal? Ini Penjelasan Lengkapnya
10 Fakta Menarik tentang Sapi yang Jarang Diketahui Orang!
Ubinan di Kecamatan Kiarapedes Capai 5,4 Kg, Nana Sumarna: Cukup Memuaskan, Akan Terus Dibina
Nana Sumarna Nilai Panen Padi di Kecamatan Kiarapedes Cukup Memuaskan, Hasil Capai 5,4 Kg/Ubinan
Penggerek Batang Jadi Ancaman Utama Petani di Kiarapedes, Penyuluh dan POPT Lakukan Demplot