Purwakarta Online - Harga cabai naik lagi! Tapi kenapa selalu begitu?
Setiap tahun, khususnya menjelang hari besar seperti Ramadan, Lebaran, Natal, atau Tahun Baru, harga cabai di pasar rakyat hampir selalu melonjak. Ini bukan hal baru bahkan seolah jadi “tradisi” musiman.
Tapi tahukah kamu, ternyata ada alasan di balik naik-turunnya harga cabai yang jarang diketahui konsumen biasa?
Berikut 5 Fakta Penyebab Harga Cabai Sering Naik
1. Cuaca Ekstrem Bikin Tanaman Gagal Panen
Tanaman cabai sangat sensitif. Jika hujan terus-menerus atau panas ekstrem, tanaman bisa gagal panen. Produksi menurun → pasokan sedikit → harga naik.
Fakta: Tahun 2024, banjir di daerah sentra cabai seperti Garut dan Brebes bikin panen gagal hingga 30%.
2. Distribusi Bergantung pada Musim & Jalanan
Kalau jalan rusak atau hujan deras terus, pengiriman cabai dari petani ke pasar bisa terhambat. Ini bikin pasokan ke kota-kota besar jadi terlambat, harga pun ikut naik.
3. Cabai Tidak Bisa Disimpan Lama
Cabai adalah produk segar yang mudah busuk. Jadi, tidak bisa disimpan lama seperti beras atau gula. Itulah kenapa harga cabai lebih fluktuatif dibanding bahan pokok lain.
4. Permintaan Tinggi di Hari Besar & Akhir Pekan
Saat masyarakat ramai masak (misalnya menjelang Lebaran), permintaan cabai naik drastis. Tapi karena pasokannya terbatas, harga jadi ikut melambung.
5. Petani Sering Rugi Saat Harga Turun
Sebaliknya, saat panen raya, harga bisa jatuh hingga Rp5.000/kg. Ini membuat banyak petani enggan tanam cabai lagi, dan akhirnya musim berikutnya cabai langka. Akibatnya? Harga naik lagi.
Artikel Terkait
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Sapi: Asal Usul, Penularan, dan Strategi Pencegahan
Kembali ke Alam: Mengapa Pertanian dan Peternakan Harus Terintegrasi Kembali
Jejak Pemisahan dan Jalan Pulang: Masa Depan Pertanian dan Peternakan Terpadu di Indonesia