Purwakarta Online - Dulu, jadi petani adalah pekerjaan yang membanggakan. Tapi sekarang? Banyak anak muda di Purwakarta lebih memilih jadi content creator, kerja di kota, atau mendaftar CPNS daripada meneruskan usaha tani orang tua.
Fenomena ini bukan cuma terjadi di Purwakarta tapi juga di banyak daerah Indonesia. Yuk, kita bahas 5 alasan kenapa generasi muda mulai meninggalkan dunia pertanian:
1. Dianggap Nggak Keren & Kurang Gengsi
Bagi sebagian anak muda, kerja kantoran di kota atau jadi seleb TikTok lebih keren daripada bertani. Sayangnya, mindset ini masih kuat meskipun banyak petani sukses di daerah.
2. Minimnya Inovasi & Teknologi di Lapangan
Banyak petani masih pakai cara lama, padahal teknologi pertanian sudah berkembang pesat. Anak muda yang akrab dengan gadget butuh pendekatan baru agar tertarik bertani.
Solusi: Perlu pelatihan pertanian digital, smart farming, dan edukasi langsung dari Dinas Pertanian.
3. Hasil Tani Nggak Menentu
Harga gabah atau sayur sering jatuh saat panen raya. Petani rugi, padahal sudah kerja keras. Hal ini bikin anak muda berpikir dua kali untuk terjun ke pertanian.
4. Akses Modal & Lahan Masih Sulit
Lahan makin sempit, harga tanah naik, dan anak muda sering tidak punya modal. Tanpa dukungan dari orang tua atau program pemerintah, mereka kesulitan memulai usaha tani.
Usulan: Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus Petani Muda bisa jadi solusi.
5. Kurangnya Role Model Petani Sukses
Anak muda butuh contoh nyata bahwa bertani itu bisa berhasil. Sayangnya, cerita sukses petani muda jarang diekspos media lokal.
Mungkin sudah saatnya banyak media yang rutin mengangkat profil petani muda inspiratif di Purwakarta!
Artikel Terkait
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Sapi: Asal Usul, Penularan, dan Strategi Pencegahan
Kembali ke Alam: Mengapa Pertanian dan Peternakan Harus Terintegrasi Kembali
Jejak Pemisahan dan Jalan Pulang: Masa Depan Pertanian dan Peternakan Terpadu di Indonesia
Kenapa Harga Cabai Sering Naik? Ini 5 Fakta yang Jarang Diketahui Konsumen