PURWAKARTA ONLINE – Industri peternakan Indonesia tengah bergerak cepat menuju model usaha berbasis kreativitas dan inovasi. Tak hanya fokus pada produksi pangan, peternak kini mulai mengembangkan teknologi digital, diversifikasi produk, hingga konsep wisata edukasi yang mampu meningkatkan nilai tambah dan membuka pasar baru.
Fenomena ini terlihat pada berbagai komoditas—mulai dari ruminansia, unggas, hingga non-ruminansia—yang kini mulai mengadopsi pendekatan modern untuk meningkatkan efisiensi usaha.
Teknologi AI dan IoT Mulai Diadopsi Peternak
Sistem pemantauan berbasis sensor IoT dan kecerdasan buatan (AI) kini menjadi perangkat penting dalam mengontrol kesehatan ternak. Teknologi ini membantu memantau suhu, aktivitas, pola makan, hingga mendeteksi penyakit secara dini.
Langkah ini dianggap sebagai terobosan besar dalam meningkatkan produktivitas sekaligus menekan biaya operasional.
Diversifikasi Produk Jadi Strategi Utama
Peternak tak lagi mengandalkan produk mentah. Susu kini diolah menjadi yogurt, keju, es krim, hingga kefir. Sementara daging diolah menjadi sosis, dendeng, atau kornet.
Model diversifikasi dinilai efektif menghadapi fluktuasi harga komoditas dan membuka peluang usaha kreatif berbasis peternakan.
Wisata Peternakan Menjadi Primadona Baru
Konsep agro-edutourism semakin diminati masyarakat. Tur peternakan, kelas edukatif tentang pemerahan susu, hingga paket wisata keluarga menjadi sumber pendapatan tambahan.
Para pelaku usaha menilai sektor ini memiliki prospek besar karena menggabungkan edukasi, rekreasi, dan pemasaran produk lokal.
Artikel Terkait
Jejak Pemisahan dan Jalan Pulang: Masa Depan Pertanian dan Peternakan Terpadu di Indonesia
Social Farming di Austria: Praktik Inklusif dalam Pertanian Keluarga untuk Pemberdayaan Sosial