Nilai Tukar Petani Jabar Rendah, Fakta Terungkap di Mimbar Sarasehan KTNA 2025 Purwakarta

photo author
- Sabtu, 15 November 2025 | 13:43 WIB
NTP Jabar masih di bawah nasional. Fakta itu mengemuka di Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025 di Purwakarta.  (Dok. Humas Purwakarta)
NTP Jabar masih di bawah nasional. Fakta itu mengemuka di Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025 di Purwakarta. (Dok. Humas Purwakarta)

PURWAKARTA ONLINE - Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat yang masih berada di bawah angka nasional menjadi sorotan utama dalam penutupan Mimbar Sarasehan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat 2025.

Acara digelar di Kebon Istimewa, Desa Parakan Garokgek, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Kamis (13/11/2025), dan dihadiri lebih dari seribu petani, penyuluh, serta pegiat pertanian dari berbagai daerah.

Laporan terbaru menunjukkan NTP Jabar per September 2025 berada di level 116, lebih rendah dari rata-rata nasional di angka 120.

Kondisi ini mengemuka saat forum sarasehan berlangsung dan langsung menjadi bahan diskusi serius para peserta.

Baca Juga: Warga Pesanggaran Demo Tolak Tambang Emas PT BSI: “Kalian Keruk Gunung, Kami yang Tertimbun Derita”

NTP Jawa Barat Masih Rendah, Jadi Pekerjaan Rumah Bersama

Lusi Lesminingwati, Staf Ahli Gubernur Jawa Barat Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, mewakili Gubernur dalam sambutannya.

Ia menegaskan bahwa NTP merupakan indikator penting kesejahteraan petani karena mengukur perbandingan antara pendapatan petani dengan biaya produksi dan konsumsi rumah tangga.

“Per September 2025, NTP Jawa Barat berada di angka 116, sementara nasional 120. Kita harus terus berupaya meningkatkan NTP ini agar petani tidak hanya sekadar surplus tetapi benar-benar sejahtera,” ujar Lusi.

Meski demikian, ia mengapresiasi adanya kenaikan 0,4 persen di sektor pertanian dan hortikultura Jawa Barat.

Baca Juga: MK Larang Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil, Istana dan Polri Sepakat Patuh

Lusi juga menyebut distribusi pendapatan di pedesaan cukup merata dengan gini ratio 0,32, yang menunjukkan sektor pertanian masih menjadi penopang ekonomi masyarakat.

Namun, ia mengingatkan bahwa jumlah penduduk miskin masih membutuhkan perhatian dan kerja bersama.

Pertanian Tak Hanya Bernilai Ekonomi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Liputan Lapangan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X