Purwakarta Online, Jakarta - Konbes NU atau Konferensi Besar NU adalah forum permusyawaratan NU yang digunakan untuk membicarakan pelaksanaan keputusan-keputusan muktamar, mengaji perkembangan program, memutuskan Peraturan Organisasi (PO), serta menerbitkan rekomendasi.
Oleh karena itu, dalam Konbes NU ini forum permusyawaratan dikerucutkan ke dalam tiga komisi pembahasan, yaitu Komisi Program, Komisi Organisasi, dan Komisi Rekomendasi.
Berbeda dengan munas alim ulama yang kepesertaannya lebih terbuka dengan mengundang dan melibatkan para alim ulama, pengasuh pondok pesantren, dan para pakar, kepesertaan dalam forum Konbes NU sifatnya lebih tertutup.
Peserta Konbes NU yang pelaksanaannya dibarengkan dengan munas, terdiri hanya anggota pleno Pengurus Besar dan Pengurus Wilayah saja.
Dalam buku kumpulan putusan muktamar, munas dan Konbes yang diterbitkan oleh LTN PBNU pada 2011 yang berjudul Ahkamul Fuqaha: Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-2010 M) disebutkan bahwa istilah Konferensi Besar telah digunakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada 1957.
Tepatnya pada Konferensi Besar Syuriyah NU di Surabaya yang dihelat pada 19 Maret.
Pengertian Konferensi Besar dalam konteks ini, berbeda dengan konsep Konbes dewasa ini.
Konbes syuriyah kala itu secara konseptual mirip dengan munas alim ulama dewasa ini, yakni membahas masalah-masalah keagamaan yang menyangkut kehidupan umat dan bangsa.
Hal ini dapat dilihat dari hasil Konbes syuriyah NU tahun 1957 yang membahas tentang wanita menjadi anggota DPR dan meninjau ulang hukum borg dan gadai.
Konbes syuriyah NU kembali dilaksanakan pada 18-22 April 1960 dan 11-13 Oktober 1961 yang sama-sama digelar di Jakarta.
Ini menunjukkan Konbes syuriyah NU ini, bersifat insidental.
Hal ini setidaknya dilihat dari tidak tercantumnya agenda tersebut dalam tata aturan permusyawaratan yang ada di ART NU.
Artikel Terkait
Ketua MWC NU Kiarapedes, Ustad Wawan: NU adalah rumah besar yang harus kita jaga bersama!
Doa setelah wudhu yang digunakan warga NU
Berdayakan Potensi Kader, Ansor Kiarapedes ikutkan 40 Kader NU dalam Beasiswa Kuliah
Taher, aktivis senior NU di Kiarapedes beri masukan untuk MWC Nahdlatul Ulama Kiarapedes
Tindak Lanjut Sosialisasi Pemberdayaan Ekonomi di Tingkat MWC NU Kiarapedes
Biografi KH Hasyim Asy'ari, Pendiri NU dan Pahlawan Nasional - Peringatan Hari Santri Nasional
Rois MWC NU Kiarapedes, KH Jaja Nurjen Ajak Jama'ah Untuk Lebih Mengenal Lagi Rasulullah SAW!
Catatan Muktamar NU dari Masa ke Masa
Mengenal Rapat Akbar Nahdlatul Ulama (NU)
Mengenal Munas Alim Ulama NU