Mengenal Rapat Akbar Nahdlatul Ulama (NU)

- Selasa, 25 Oktober 2022 | 01:21 WIB
Rapat Akbar NU di Parkir Timur Senayan. Pada 1 Maret 1992
Rapat Akbar NU di Parkir Timur Senayan. Pada 1 Maret 1992

PURWAKARTA ONLINE, Jakarta - Pertemuan besar ini digelar untuk membicarakan berbagai kegelisahan sosial yang dianggap perlu dengan memohon pertolongan Allah.

Kata rapat sendiri bermakna pertemuan atau perkumpulan untuk membicarakan sesuatu.

Kata akbar bermakna lebih besar atau terbesar.

Sebagai khazanah, rapat akbar telah menjadi kegiatan kultural masyarakat NU, sehingga biasa dan sering dilakukan baik oleh jamiyah NU atau oleh masyarakat NU yang lain. 

Memang rapat besar seperti ini ada di dalam masyarakat secara umum, misalnya dalam sejarah pernah ada rapat raksasa di Lapangan lkada, dan ada pertemuan-pertemuan besar yang dilakukan berbagai golongan masyarakat dengan berbagai nama.

Akan tetapi, yang menjadi khas khazanah masyarakat NU adalah penyebutan istilah rapat akbar.

Keistimewaan lain dari rapat akbar adalah pembacaan serangkaian doa yang dimulai dengan pergelaran aneka kesenian khas pesantren, seperti terbangan, pembacaan Shalawat Badar, dan lain-lain.

Doa-doa yang dibaca biasanya adalah wirid-wirid istighotsah, pembacaan tahlil, dan wirid-wirid tertentu.

Doa dan wirid-wirid istighotsah ini telah dicetak dalam buku kecil dan beredar luas di masyarakat NU, dan dijual di toko-toko buku.

Setelah wirid-wirid dibaca, biasanya ada tausiyah-tausiyah dari kiai-kiai NU untuk merespons masalah-masalah sosial masyarakat dan membicarakan masalah jamiyah.

Dari sisi namanya saja bernama rapat akbar, maka pertemuan seperti ini tentunya untuk menanggapi soal-soal penting, dan karenanya masalah-masalah yang dibicarakan juga persoalan yang membutuhkan jawaban, tanggapan, dan sikap NU.

rapat akbar ini pernah terkenal pada masa Orde Baru, meskipun rapat akbar sering dilakukan masyarakat NU sejak dulu hingga saat ini.

Rapat yang terkenal itu diselenggarakan pada tanggal 1 Maret 1992 M, yang bertempat di Stadion Senayan Jakarta.

Saat itu, Ketua Umum PBNU adalah KH Abdurrahman Wahid, dan rapat akbar ini bagian dari langkah kepemimpinan Gus Dur.

Halaman:

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: NU Online

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Seminar Nasional Kiyai Desa di Purwakarta

Minggu, 27 November 2022 | 08:00 WIB

Konferancab PAC GP Ansor Kecamatan Kiarapedes 2022

Minggu, 6 November 2022 | 16:12 WIB

Tujuan utama Gp Ansor didirikan

Sabtu, 29 Oktober 2022 | 10:47 WIB
X