DIBALIK BULAN SOFAR DAN TRADISINYA

photo author
- Jumat, 9 September 2022 | 09:10 WIB
Asal muasal Bulan Sofar dan Tradisinya (Dadang Saputra)
Asal muasal Bulan Sofar dan Tradisinya (Dadang Saputra)

Purwakarta online - Bulan-bulan dalam Islam sebagaimana termaktub dalam kitab suci Al-Quran ada 12 bulan, dan bulan sofar termasuk didalamnya yakni bulan kedua setelah muharram.

Di sebagian masyarakat termasuk dikampung saya desa margaluyu Kiarapedes purwakarta atau bahkan mungkin didaerah Arab sekalipun masih ada segelintir orang yang mengatakan bahwa bulan sofar adalah bulan sial,bertasa'um (anggapan sial) sebagaimana Arab jahiliyah dahulu berasumsi.


Padahal semua bulan itu baik, tak ada bulan sial, hari sial, atau tahun sial,bahkan semua hari berpotensi baik jika didalamnya digunakan untuk taqorruban ilallah.


Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA tertuang dalam kitab nasoihul ibad halaman 16,ketika Ibnu Abbas ditanya ;
ما خير الايام وما خير الشهور وما خير الاعمال ؟

Baca Juga: Kekerasan dipondok terjadi kembali. Seorang santri gontor meninggal dunia

Hari apa hari yang baik itu? Bulan apa bulan yang baik itu? Dan amal apa amal yang paling baik itu? Spontan dijawab oleh Ibnu Abbas bahwa hari yang baik itu adalah hari Jum'at.

Kemudian selang tiga hari sayyidina ali mendengar pertanyaan tersebut dan kemudian sayyidina ali punya jawaban dan pendapat sendiri bahwa hari yang baik itu adalah adalah hari dimana kelak kita dipanggil sang Maha pencipta Allah SWT dalam keadaan membawa iman dan Islam.

hari yang baik yaitu hari yang didalamnya digunakan untuk bertaubat sekaligus taubat dan amal kebaikan lainnya itu diterima.

Subhanallah...
Jadi hari apapun bulan apapun tahun apapun semuanya baik tak ada yang sial tergantung bagaimana kita mengisinya.

ان خيرا فخيرا وان شرا فشرا

Abu Hurairah berkata, bersabda Rasulullah:

Baca Juga: 10 SUNNAH NABI SAW UNTUK MENGHIDUPKAN KEBIASAAN PRODUKTIF SEORANG MUSLIM

"Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar.

Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa." (HR Imam al-Bukhari dan Muslim).

Sakit atau sehat, musibah atau selamat, semua kembali kepada kehendak Allah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Profil KH. Abdul Halim Majalengka

Senin, 14 April 2025 | 07:45 WIB
X