25 Juli: Mengenang Wafatnya Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari, Pendiri Nahdlatul Ulama

photo author
- Rabu, 24 Juli 2024 | 19:03 WIB
KH Hasyim Asy'ari (Ist)
KH Hasyim Asy'ari (Ist)

Purwakarta Online - Pada tanggal 25 Juli, masyarakat Indonesia, khususnya warga Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyyin, memperingati hari wafatnya Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari. Beliau adalah pendiri NU, organisasi Islam terbesar di Indonesia, yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan dan perkembangan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah di Indonesia.

Kehidupan dan Pendidikan Awal

Muhammad Hasyim Asy'ari lahir pada 14 Februari 1871 di Desa Gedang, Jombang, Jawa Timur. Sejak usia muda, beliau sudah menunjukkan ketekunan dalam mempelajari ilmu agama. Perjalanan pendidikannya dimulai dari Pesantren Wonorejo Jombang dan berlanjut ke berbagai pesantren terkenal seperti Pesantren Langitan Tuban dan Pesantren Kademangan Bangkalan. Pada usia 21 tahun, Hasyim Asy'ari melanjutkan studi ke Mekah, di mana beliau berguru kepada ulama besar seperti Syaikh Mahfudzh at-Tarmasi dan Syaikh Khatib al-Minangkabawi.

Baca Juga: Persib Bandung Siap Jamu Persis Solo pada Matchday 3 Grup A Piala Presiden 2024

Pendirian Pesantren Tebuireng

Sekembalinya dari Mekah pada tahun 1899, KH Hasyim Asy'ari mendirikan Pesantren Tebuireng di Jombang. Pesantren ini berkembang pesat dan menjadi salah satu pesantren terbesar dan paling berpengaruh di Jawa pada abad ke-20. Sistem pengajaran di Tebuireng terus mengalami perkembangan, termasuk pengenalan sistem klasikal oleh menantu beliau, KH Ma'shum Ali, pada tahun 1916.

Kontribusi dalam Perjuangan Kemerdekaan

KH Hasyim Asy'ari tidak hanya aktif dalam pendidikan, tetapi juga berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, beliau bersedia bekerja sama secara taktis demi kemerdekaan Indonesia, termasuk bergabung dalam organisasi Jawa Hokokai. Setelah proklamasi kemerdekaan, KH Hasyim Asy'ari bersama ulama-ulama lainnya mengeluarkan "Resolusi Jihad" pada 21 Oktober 1945, yang memobilisasi umat Islam untuk melawan kembalinya penjajah Belanda.

Baca Juga: Hamzah Haz, Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia, Meninggal Dunia

Wafat dan Warisan

Pada tanggal 25 Juli 1947, bertepatan dengan 7 Ramadhan 1366 H, KH Hasyim Asy'ari wafat. Beliau meninggalkan warisan yang luar biasa besar bagi umat Islam dan bangsa Indonesia. NU, organisasi yang didirikannya pada 31 Januari 1926, terus berkembang menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia, bahkan dunia.

KH Hasyim Asy'ari juga meninggalkan karya-karya tulis yang berharga, seperti "At-Tibyan fi an-Nahy ‘an Muqatha’ah al-Arham wa al-Aqarib wa al-Ikhwan" dan "Risalah fi Ta’kid al-Akhdz bi Madzhab al-A’immah al-Arba'ah". Karya-karya ini terus menjadi rujukan bagi generasi muda NU dalam memahami ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.

Baca Juga: Inovasi Pelayanan Desa Kiarapedes: Mudah, Cepat, Gratis, dan Bisa Diakses Kapanpun dari Manapun: Tinggal Isi Google Form!

Mengenang Sang Pendiri

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Profil KH. Abdul Halim Majalengka

Senin, 14 April 2025 | 07:45 WIB
X