PurwakartaOnline.com – Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Purwakarta (PCNU Purwakarta), KH Ahmad Anwar Nasihin, S.H.I., atau yang akrab disapa Ajengan Anwar, menyampaikan rasa dukanya atas wafatnya mantan Gubernur Jawa Barat, Raden Nana Nuriana. Ajengan Anwar mendoakan yang terbaik untuk almarhum dan mengingat momen saat beliau masih menjabat.
Ajengan Anwar mengungkapkan bahwa dirinya memiliki kenangan khusus dengan Bapak Nana Nuriana.
"Saya mengenal beliau ketika menjadi mahasiswa di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung antara tahun 1999 sampai 2003. Beliau adalah Gubernur Jawa Barat yang berlatar belakang TNI," kata Ajengan Anwar kepada PurwakartaOnline.com.
Ajengan Anwar juga mengenang pengalaman mendemonya sewaktu masih aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
"Beliau orang baik dan tegas dalam memimpin Jawa Barat. Walaupun dulu saya pernah mendemo beliau, itu hanya dinamika di kampus saja," tambah Ajengan Anwar.
Dengan penuh haru, Ajengan Anwar mendoakan agar Allah mengampuni dosa-dosa almarhum dan menerima amal sholehnya.
"Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan menerima amal sholehnya, serta ditempatkan di Surga Allah SWT. Insya Allah, beliau orang sholeh dan wafatnya khusnul khatimah. Amin," pungkas Ajengan Anwar.
Profil Nana Nuriana: Perjalanan Seorang Prajurit Hingga Gubernur
Raden Nana Nuriana, mantan Gubernur Jawa Barat periode 1993-2003, tutup usia pada Kamis (11/7/2024) dini hari sekitar pukul 04.55 WIB di usia 86 tahun. Berikut profil singkat almarhum:
Nana Nuriana lahir di Bandung pada 17 April 1938. Ia meniti karir sebagai prajurit TNI, lulus dari Akademi Militer Nasional pada tahun 1962. Karir militernya mencapai puncaknya pada tahun 1991 ketika ia menjabat sebagai Pangdam III Siliwangi dengan pangkat Mayor Jenderal (Mayjen). Nana kemudian pensiun pada 1993 dan menjadi Gubernur Jawa Barat.
Sebagai Gubernur Jawa Barat, Nana menjalani dua periode jabatan dari 1993-1998 dan 1998-2003. Salah satu momen penting dalam masa kepemimpinannya adalah pada tahun 1995, ketika ia meresmikan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat yang berlokasi di depan Gedung Sate, Bandung. Monumen ini dibangun sebagai bentuk penghargaan kepada para pahlawan yang memerdekakan rakyat Jawa Barat.
Nana Nuriana juga pernah terlibat dalam rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke wilayah Jonggol, Kabupaten Bogor pada 1997, meskipun rencana tersebut tidak terlaksana hingga akhir masa jabatannya. Pascareformasi, Nana juga menjadi tokoh penting di balik pembentukan Provinsi Banten.
Setelah masa jabatannya sebagai gubernur berakhir, Nana Nuriana beberapa kali diperiksa atas tuduhan korupsi, namun tetap dikenang sebagai sosok yang tegas dan berdedikasi.
Artikel Terkait
Harapan KH Ahmad Anwar Nasihin: NU Semakin Bermanfaat bagi Warga Purwakarta!
Harlah NU ke-101 di Purwakarta, Ajengan Anwar Nasihin: Sukses Berkat Kompaknya Nahdliyin!
Ketua PCNU Purwakarta, Ajengan Anwar Nasihin: Nyoblos Cuma 5 Menit, Tapi Ukuwah Insaniyah Kita Selamanya!
Respons Ajengan Anwar Nasihin terhadap Isu Deni Ahmad Haedari di Pilkada Purwakarta 2024
KH Ahmad Anwar Nasihin Memandatkan Pembentukan Lembaga di PCNU Purwakarta
Beternak Sapi Demi Menghidupi Pesantren, Kisah Inspiratif Ketua NU Purwakarta Ajengan Anwar Nasihin!
KH Anwar Nasihin: Dari Peternak Sapi hingga Ketua PCNU Purwakarta, Inspirasi Bisnis dari Rasulullah SAW
Anwar Nasihin Fokuskan Pembenahan Ranting NU di Purwakarta: Tegas Larang Pengurus Bicara Politik Pilkada 2024, Kecuali....
Kyai Anwar Nasihin Kenang Dede Karja, Banser Teladan NU Purwakarta yang Berkhidmat Hingga Akhir Hayat
Pembukaan Konfercab, Ajengan Anwar Nasihin: ISNU Harus Membangun Universitas Unggul di Purwakarta!