Baca Juga: Ahmad Anwar Nasihin, Kyai Kampung dari Liung Gunung, Kini Memimpin NU Purwakarta
"Setelah pemilu berlangsung, kita kembali bersatu membangun bangsa. Tidak ada permusuhan, semua kita bersaudara," tegasnya.
Menyoroti aspek politik praktis, panitia menegaskan bahwa Harlah NU ini adalah peringatan tahunan yang murni, tanpa unsur politik praktis.
Masyarakat diharapkan untuk memilih pasangan calon presiden/calon wakil presiden sesuai dengan hati nurani masing-masing, dengan tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan.
"Kami doakan semoga pemimpin Indonesia yang akan datang adalah pilihan Allah SWT, selain menjadi pilihan mandataris Rakyat Indonesia," pungkasnya dengan penuh harap.
Baca Juga: KH Sahal Mahfud Wafat 24 Januari: Meninggalkan Jejak Kuat di Nahdlatul Ulama
Harlah NU ke-101 di Pondok Pesantren Al-Muhajirin 2 di Purwakarta diharapkan menjadi tonggak kebersamaan dan doa bersama bagi kemajuan bangsa.***
Artikel Terkait
Perjalanan Keluar Nahdlatul Ulama dari Masyumi: Menggali Alasan dan Implikasinya
Hari Lahir JQH Nahdlatul Ulama: Menelusuri Jejak Penghafal Al-Qur'an Indonesia
Makna Nama 'Pagar Nusa' Nahdlatul Ulama: Memulihkan Kejayaan Pencak Silat di Pesantren
Kesaktian Gus Maksum Jauhari Pendiri Pagar Nusa: Spesial Hari Lahir Pagar Nusa Nahdlatul Ulama 3 Januari
Menyambut Harlah Pagar Nusa ke-38 Tahun 2024: Logo Resmi Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa
Arti Lambang Pagar Nusa: Memahami Filosofi Pencak Silat Nahdlatul Ulama
Susunan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purwakarta Masa Khidmat 2024-2029
Harlah NU 2024, 16 Rajab Bertepatan dengan 28 Januari 2024: Memperingati Seratus Satu Tahun Perjalanan Nahdlatul Ulama!
Mengenal JQHNU? Jami’yyatul Qurra wal-Huffadh Nahdlatul Ulama
KH Sahal Mahfud Wafat 24 Januari: Meninggalkan Jejak Kuat di Nahdlatul Ulama