PurwakartaOnline.com - Pada 15 Januari, kita merayakan Hari Lahir JQH Nahdlatul Ulama (Jam'iyyatul Qurra wal-Huffadh). Singkatan dari Jami’yyatul Qurra wal-Huffadh Nahdlatul Ulama, JQHNU merupakan badan otonom NU yang mempertemukan para qari-qariah dan hafidh-hafidhah di bawah payung Nahdlatul Ulama.
Sebelumnya, komunitas serupa telah tumbuh di Indonesia pada abad ke-19, seperti Jam’iyyatul Huffadh di Kudus dan Nahdlatul Qurro di Jombang. Namun, inisiatif nasional muncul setelah kemerdekaan Indonesia, diilhami oleh KH A Wahid Hasyim, seorang menteri agama yang gemar membaca dan menghafal Al-Qur'an.
Pada 15 Januari 1951, KH Wahid Hasyim meresmikan JQHNU di Jakarta. Dengan keputusan kongres pertama, organisasi ini berhasil membentuk 50 wilayah dan cabang di seluruh Indonesia dalam waktu satu tahun.
Baca Juga: Yamaha XMax 250 Tech Max: Eksklusifitas dan Performa Maksimal
JQHNU tidak hanya menghimpun penghafal Al-Qur'an, tetapi juga aktif dalam kegiatan sosial dan pendidikan. Mereka melakukan seleksi qari’ untuk radio dan mengorganisir kursus kader qari’. Pada tahun 1953, kongres kedua dilakukan untuk penyusunan program baru dan penyegaran kepengurusan.
Perubahan status dari organisasi independen menjadi badan otonom NU terjadi pada tahun 1959, dan kemudian statusnya berganti-ganti seiring perkembangan waktu. LPTQ nasional, yang didirikan atas prakarsa JQHNU, terus mengembangkan tradisi Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) di Indonesia.
Dalam sejarahnya, JQHNU melahirkan qari-qariah dan ulama Al-Qur'an terkemuka seperti KH Abdul Aziz Muslim, KH Ahmad Syahid, dan H Muammar ZA. Prestasi internasional juga diraih, seperti juara pertama pada MTQ Internasional di Iran pada tahun 2012 dan 2019.
Baca Juga: Hari Lahir Pagar Nusa 3 Januari: Menguatkan Jejak Seni Bela Diri Pencak Silat di Tanah Air
Menelusuri kepemimpinan JQHNU dari masa ke masa, kita melihat kontribusi besar dari tokoh seperti KH Abu Bakar Aceh hingga KH Saifullah Ma’shum, yang menjabat sebagai Ketua Umum hingga tahun 2023.
Hari Lahir JQH Nahdlatul Ulama, pada 15 Januari, mengingatkan kita akan peran penting penghafal Al-Qur'an dalam memperkaya warisan budaya dan spiritual Indonesia.***
Artikel Terkait
Sidang Konfercab NU Purwakarta 2023 akan Dipimpin Langsung oleh PBNU
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf Dijadwalkan Hadir dalam Konfercab NU Purwakarta 2023
Konfercab NU Purwakarta 2023, Pengurus Kecamatan Hadirkan 5 Peserta: Rais, Katib, Ketua, Sekretaris, dan Bendahara
Bahtsul Masail dalam Rangkaian Konfercab NU Purwakarta 2023: Bahas Muamalah Kontemporer!
Detik-detik Banser Memasuki Ruang Sidang Pleno Konfercab NU Purwakarta: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Inilah 5 Ulama yang Terpilih Menjadi AHWA dalam Konfercab NU Purwakarta 2023
Ahmad Anwar Nasihin, Kyai Kampung dari Liung Gunung, Kini Memimpin NU Purwakarta
Peran NU Di Tengah Masyarakat: Bangkitnya Orang-orang Berilmu
Klarifikasi PBNU: Alasan Pencopotan KH Marzuqi Mustamar dari Ketua PW NU Jatim
Tanggapi Pemecatan KH Marzuki Mustamar, Cak Imin: Baru kali ini dalam sejarah NU ada saling memecat!