PurwakartaOnline.com - Abu Hasan As-Syadzili, sosok pemimpin tarekat sufi yang terkenal dengan Syadziliyah, bukan hanya seorang guru sufi, tetapi juga seorang ulama syariat yang masyhur. Ia menciptakan jejak yang mendalam dalam dunia tasawuf dan memiliki warisan kekayaan yang tak terhingga. Sebuah perjalanan spiritual dan bisnis yang patut untuk diungkap.
Profil Abu Hasan As-Syadzili: Guru Sufi yang Elegan dan Berkualitas
Abu Hasan As-Syadzili memiliki keunikan dalam berpenampilan. Berbeda dengan sufi lain yang umumnya mengenakan pakaian sederhana, beliau memilih tampil sempurna dengan pakaian yang bagus. Kecintaan terhadap kemewahan ini tak lantas merusak spiritualitasnya; sebaliknya, beliau dikenal sebagai guru sufi dan ulama syariat yang sangat dihormati.
Di antara murid-muridnya terdapat ulama-ulama syariat terkenal seperti Izzuddin bin Abdus Salam dan Ibnu Daqiq al-‘Id. Mereka terpesona dengan ajaran Abu Hasan, meskipun beliau sendiri tidak pernah mengarang kitab.
Baca Juga: Rais PBNU Gus Baha Jelaskan Alasan Muslim Harus Kaya
Menanggapi pertanyaan tentang hal ini, beliau menjawab dengan tegas, "Kitabku adalah muridku." Jejak kearifan dan ilmunya diwariskan melalui para muridnya, termasuk Abu Abbas al-Mursi dan Ibnu Athaillah.
Jejak Kekayaan dan Bisnis Abu Hasan As-Syadzili
Abu Hasan As-Syadzili, seperti ulama sufi lainnya, dikenal sebagai tokoh yang kaya raya. Bahkan, masyarakat awam sering kali menganggap bahwa Tarekat Syadziliyah memperbolehkan hidup kaya. Fakta menunjukkan bahwa kekayaan beliau bukan semata dari kegiatan spiritual, melainkan juga dari usaha di bidang perkebunan.
Abu Hasan pernah menyampaikan, "Maaf, aku terlambat karena aku harus melihat perkebunanku yang sedang ditanam di tiga tempat."
Baca Juga: Imam Hanafi, Sang Ulama Kaya Raya: Menanggung Biaya Hidup Para Muridnya yang Semangat Belajar!
Abdul Halim Mahmud mengungkapkan bahwa perkebunan Abu Hasan melibatkan lebih dari dua belas ribu meter persegi, menandakan keberhasilan bisnisnya yang gemilang.
Namun, kekayaan Abu Hasan tidak membuatnya kikir. Ia adalah sosok dermawan yang tak tertandingi. Beliau mendapatkan dunia bukan karena mengejar materi, melainkan karena hatinya telah mencapai kedermawanan sejati.
Tarekat Syadziliyyah: Kekayaan dan Kebijaksanaan Spiritual
Dalam Tarekat Syadziliyyah, Abu Hasan mengajarkan prinsip bahwa orang kaya yang bersyukur lebih diutamakan dibandingkan dengan orang fakir yang sabar. Alasannya, kesabaran merupakan keutamaan di dunia, sedangkan syukur adalah keutamaan di dunia dan akhirat.
Artikel Terkait
KH Ahmad Anwar Nasihin: Nabi, Ulama, dan Kyai Kita Memberi Contoh Kemandirian Ekonomi
PD-PKNU PCNU Purwakarta Angkatan II: Membangun Keberlanjutan dan Kaderisasi Ulama Muda
Link Nonton dan Sinopsis Film 'Buya Hamka': Menyelami Kehidupan Buya Hamka, Kisah Inspiratif Seorang Ulama dan Sastrawan Indonesia
Program Kerja PC Nahdlatul Ulama Purwakarta 2023-2028 Telah Selesai Disusun!
Inilah 5 Ulama yang Terpilih Menjadi AHWA dalam Konfercab NU Purwakarta 2023
KH Ahmad Anwar Nasihin, SHI Terpilih jadi Ketua Tanfidziyah PC Nahdlatul Ulama Kabupaten Purwakarta Masa Khidmat 2023-2028
Imam Hanafi, Sang Ulama Kaya Raya: Menanggung Biaya Hidup Para Muridnya yang Semangat Belajar!
Kekayaan Melimpah Ulama ini Selalu Menjamu Orang Lain dengan Makanan Lezat, Padahal Ia Sendiri Selalu Berpuasa Hingga Meninggal!
Ulama Salaf Ini Sangat Kaya, Setiap yang Berangkat Haji Ia Kasih Bekal
Syekh Abdul Qadir Jailani, Sufi Kaya Raya: Para Ulama Dapat Jatah Harta Wakaf dari Perkebunan-perkebunannya