PurwakartaOnline.com - Pada seminar Pesantren Entrepreneur dengan tema "Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Pondok Pesantren di Kabupaten Purwakarta" yang akan diselenggarakan pada tanggal 11 November 2023 di gedung Majelis Haji Yetty, Desa Cibungur, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, KH Ahmad Anwar Nasihin, Ketua TPPIK Purwakarta sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Raudlatut Tarbiyah, menjelaskan betapa pentingnya kemandirian ekonomi dalam pondok pesantren.
Kyai Abun Bunyamin pimpinan Al-Muhajirin, Kyai Budiman pimpinan Pondok Pesantren Madinah Darul Barokah Lodaya, dan kyai-kyai kita lainnya, memberikan teladan bagaimana pesantren dapat mandiri secara ekonomi. Menurut KH Ahmad Anwar Nasihin, pesantren harus menjadi yang terdepan dalam berbagai bidang, termasuk dalam hal ekonomi.
"Kyai Abun Bunyamin pimpinan Al-Muhajirin, Kyai Budiman Pimpinan Ponpes Madinah Darul Barokah Lodaya dan kyai-kyai kita lainnya memberi teladan bagi kita bagaimana pesantren mampu mandiri secara ekonomi," ujar Kyai Anwar.
"Pesantren harus menjadi terdepan dalam berbagai bidang, termasuk dalam hal ekonomi," lanjut Kyai Anwar Nasihin.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dalam Pahlawan Nasional Baru 2023: Mengenang Perjuangan Enam Tokoh Hebat Indonesia
Beliau juga mengutip contoh dari Nabi Muhammad SAW yang ahli dalam perniagaan dan berbisnis.
"Nabi ahli dalam perniagaan, ahli dalam berbisnis. Memberi contoh bagaimana menjadi eksportir, sekaligus menjadi importir," ujar Kyai Anwar Nasihin.
Nabi Muhammad SAW memberikan contoh bagaimana menjadi eksportir sekaligus menjadi importir.
"Nabi ahli dalam perniagaan, ahli dalam berbisnis. Memberi contoh bagaimana menjadi eksportir, sekaligus menjadi importir," terang Kyai Anwar Nasihin.
Baca Juga: Purwakarta Terpilih Sebagai Lokasi Ke-3 Ruwatan Nusantara dalam Rangka Daulat Budaya Nusantara
Meskipun kaya, Nabi hidup dengan cara yang sederhana sehingga bisa menjadi contoh bagi semua orang, baik orang kaya maupun yang dalam keadaan miskin.
"Nabi itu kaya, tapi hidup dengan cara bersahaja. Sehingga bisa dicontoh oleh semua orang, baik oleh orang kaya maupun bagi yang dalam keadaan miskin," kata Kyai Anwar Nasihin.
Contoh lainnya adalah Imam Ghazali yang menjadi akademisi yang kritis hingga usia 30-an. Setelah matang, ia memutuskan untuk berbisnis dan kemudian menjadi dosen serta rektor. Dalam perjalanan karirnya, ia berhasil melahirkan beberapa kitab besar seperti Ihya Ulumuddin dan lainnya.
"Imam Ghazali menjadi akademisi yang kritis hingga usia 30-an, berani mengkritik ulama sepuh. Menginjak usia 30-an mulai berbisnis, setelah usianya matang, ia menjadi dosen, menjadi rektor sampai lahir beberapa kitab besar seperti Ihya Ulumuddin dan lainnya," ujarnya.
Artikel Terkait
Ketua Rijalul Ansor Jabar, KH Ahmad Anwar Nasihin Berikan Tausiyah Muludan Legokbarong
KH Anwar Nasihin: Bernegara harus meneladani akhlak Rasulullah SAW!
KH Anwar Nasihin: Jangan Salah Paham tentang Juhud, Kanjeng Rasul itu Eksportir!
Cerita Akhlak Rasulullah, KH Anwar Nasihin: Nabi paling baik terhadap keluarga, tidak memukuli istri (KDRT)
KH Anwar Nasihin: Banser siap mati? Jangan! Banser harus siap hidup, berislam jangan lemah!
Profil Ketua Rijalul Ansor Jabar KH Ahmad Anwar Nasihin, Kader yang Disiapkan untuk Memimpin NU Purwakarta
KH Ahmad Anwar Nasihin Sampaikan Materi Asas Nahdlatul Ulama dalam Diklatsar Banser Purwakarta
Pilihan Terbaik: KH Anwar Nasihin dan KH Bahir Muhlis untuk Memimpin PCNU Purwakarta
KH Ahmad Anwar Nasihin Dianugerahi Penghargaan Khusus dalam Momentum Inklusi Keuangan
KH Ahmad Anwar Nasihin Menjadi Keynote Speaker dalam Seminar Pesantren Entrepreneur Kabupaten Purwakarta