Tradisi Munggahan di Purwakarta

photo author
- Rabu, 30 Maret 2022 | 08:24 WIB
Makan bersama. Foto: KTNA Purwakarta, di Wanayasa (3/4/2021)
Makan bersama. Foto: KTNA Purwakarta, di Wanayasa (3/4/2021)

Sedangkan pelaksanaannya variatif, umumnya berkumpul bersama keluarga dan kerabat, makan bersama (botram), saling bermaaf-maafan dan berdoa bersama.

Ada juga yang berkunjung ke tempat wisata bersama keluarga, ziarah ke makam orang tua atau orang saleh. Ada juga yang bersedekah munggah, biasanya sedekah dilakukan pada H-1 menjelang bulan puasa.

Baca Juga: Hasan Sidik: Kita kekurangan wirausahawan!

Etimologi Munggahan

Konon, munggahan itu berasal dari Bahasa Sunda, dari kata 'unggah' yang artinya naik. Sedangkan maknanya adalah naik ke bulan yang suci ramadhan atau tinggi derajatnya.

Tujuan Munggahan

Tradisi munggahan bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, untuk membersihkan diri dari hal-hal yang buruk selama setahun ke sebelumnya.

Kemudian agar terhindar dari perbuatan yang tidak baik selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Baca Juga: Jalan rusak, calon pengunjung wisata Purwakarta balik kanan!

Ritual Adus atau mandi besar

Maka sebagian orang Sunda juga biasanya ada ritual Adus atau mandi besar atau bersuci dari hadats besar pada sore hari sebelum Maghrib pas besoknya mau puasa.

Dalam kalangan tertentu disebutkan, awal hari adalah Maghrib. Maka sore harinya mandi besar, ba'da isya tarawih, janari (dini hari) mulai sahur, saat fajar mulai berpuasa Ramadhan.***

* Warta Warga

Baca Juga: Daos: Masuk Banser hidup saya berubah!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X