Purwakarta Online - Daos Saripudin, anggota Satkoryon Banser Kecamatan Kiarapedes, masuk Banser pada awal tahun 2017 melalui Diklatsar Banser di Pondok Pesantren Minatul Huda, Plered, Kabupaten Purwakarta.
Daos awalnya masuk GP Ansor melalui PKD Parakanceuri, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes pada tahun 2016, di masa kepemimpinan Ustad Ahmad Hidayat sebagai ketua PAC GP Ansor Kecamatan Kiarapedes.
Seiring berjalannya waktu, seniornya di GP Ansor, Saepudin, kemudian menyarankan Daos untuk masuk Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Alasannya karena secara fisik dan kemampuan, berpotensi besar untuk berkhidmat di Banser.
Baca Juga: Tradisi Munggahan di Purwakarta
Daos pun merasa sangat cocok berkhidmat di Banser, menurutnya Banser lebih dominan di lapangan. Berbeda dengan saat di GP Ansor.
"Banser banyak di lapangan, saya lebih cocok di situ," kata Daos, kepada Purwakarta Online saat ditemui di Sekretariat Satkoryon Banser Kecamatan Kiarapedes, Rabu (30/3/2022).
Dengan masuk Banser, Daos mengaku banyak mengalami perubahan dalam hidupnya. Dahulu, dikenal sebagai anak nakal dengan masa depan suram, kini Daos lebih diterima di masyarakat.
"Perubahan perilaku, dulu saya hidup nakal. Tanpa tujuan, membuat keluarga resah," kata Daos.
Baca Juga: Baim Wong tarawih pertama di Purwakarta
Oleh karena itu, Keluarga dan kerabatnya sangat mendukung Daos berkhidmat di Nahdlatul Ulama (NU) melalui Banser.
"Keluarga dan kerabat sangat mendukung, karena sekarang saya tidak lagi seperti dulu, sekarang punya pekerjaan dan dekat dengan Kyai karena sering di pesantren," ungkap Daos.
"Tidak seperti dulu, pergaulan saya sekarang di pesantren. Sudah tidak jadi gunjingan hahaha.... Setidaknya, saya tidak buat malu keluarga lagi Kang," ungkap Daos.
Baca Juga: Kebiasaan ngopi di Purwakarta mulai berubah
Mengenai stigma negatif yang ditimpakan kepada GP Ansor dan khususnya terhadap Banser, Daos menganggapnya angin lalu.
Menurutnya, mereka banyak yang tidak benar-benar tahu mengenai Banser dan terbawa isu-isu dari pihak yang ingin melemahkan NU dan pemerintah Indonesia.
Artikel Terkait
Bang Jimi: Gedung DPRD memang rumah rakyat!
Usai audiensi dengan DPRD, FK Pokdarwis langsung sambangi Disporaparbud Purwakarta
Berteduh di gubuk sawah, dua petani tewas tersambar petir di Sumedang
Tradisi Munggahan di Purwakarta
Pelatihan BUM Desa Purwakarta, peserta sangat puas!
Kebiasaan ngopi di Purwakarta mulai berubah
Orang tua berperan penting untuk cegah pornografi dan kenakalan remaja
Pendamping Desa: Pemutakhiran data IDM penting untuk acuan pengalokasian Dana Desa
Hasan Sidik: Kita kekurangan wirausahawan!
Hasan Sidik merenungi detik-detik menuju kematian dirinya sendiri