PURWAKARTA ONLINE - Artikel ini mengulas babak epik Vijay Hazare tahun 1943 yang menentang logika kriket modern, lengkap dengan analisis, inspirasi hidup, dan pelajaran praktis yang relevan untuk pembaca masa kini.
Tahun 1943 mungkin terasa seperti masa yang jauh dari kehidupan kita hari ini. Tetapi bagi dunia kriket, tahun itu menyimpan salah satu babak paling menakjubkan yang hingga kini masih sulit dipercaya.
Di tengah panasnya Bombay, di sebuah turnamen yang sudah tidak ada lagi dalam bentuknya, lahirlah sebuah kisah yang melampaui angka, statistik, dan logika kriket modern.
Namanya Vijay Hazare. Sebuah nama yang secara harfiah berarti kemenangan dan seribu. Dan ia memang hidup sesuai namanya.
Baca Juga: Kronologi Janggal Kematian Levi: Dua Kali Berobat, Foto Darah Hilang, dan Status Satu KK
Ia menjadi orang India pertama yang mencetak seribu run Test, lalu menjadi yang pertama mencapai dua ribu.
Tetapi jauh sebelum kehebatan di panggung internasional itu, Hazare menciptakan babak yang masih menggetarkan hati penggemar kriket lintas generasi.
Ini adalah kisah tentang tiga abad dalam sebuah pertandingan yang tetap kalah. Tentang dua saudara di crease dengan nasib yang berbeda jauh.
Tentang seorang pria yang mencetak 122 run hanya dalam satu pagi sebelum makan siang. Ini adalah babak yang menentang batas fisik, menantang takdir, dan menantang logika kriket modern.
Baca Juga: Jejak Komunikasi Dosen Levi dan AKBP Basuki, Peringatan yang Muncul Terlambat
Latar Pertandingan yang Mustahil
Pada 1943, Bombay adalah dunia yang berbeda. Turnamen Pentangular membagi tim berdasarkan komunitas dan agama, sebuah format yang kini terdengar aneh.
Di final, tim Hindu memukul lebih dulu dan mencatatkan skor yang membuat banyak tim menyerah sebelum mencoba.
Vijay Merchant tak terbendung dengan 250 run. Hemu Adhikari menambahkan 186. Keduanya mencetak 345 run hanya untuk wicket ketiga. Total mereka: 581 untuk 5.