UAS Unggah Kisah Haru Gubernur Riau Abdul Wahid: Dari Kuli Bangunan ke Meja KPK

photo author
- Selasa, 4 November 2025 | 14:05 WIB
Abdul Wahid (kiri) bersama Ustaz Abdul Somad (kanan). UAS menulis kisah hidup Gubernur Riau Abdul Wahid di tengah OTT KPK. Dari kuli bangunan kini hadapi badai politik. (Dok. Instagram @ustazabdulsomad)
Abdul Wahid (kiri) bersama Ustaz Abdul Somad (kanan). UAS menulis kisah hidup Gubernur Riau Abdul Wahid di tengah OTT KPK. Dari kuli bangunan kini hadapi badai politik. (Dok. Instagram @ustazabdulsomad)

PURWAKARTA ONLINE - Dunia maya mendadak ramai setelah Ustaz Abdul Somad (UAS) mengunggah kisah haru tentang Gubernur Riau, Abdul Wahid, di tengah kabar operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (3/11/2025).

Dalam unggahan di media sosialnya, UAS menulis perjalanan panjang hidup Abdul Wahid dengan gaya naratif yang menyentuh hati.

Ia bercerita tentang seorang anak yatim dari kampung Simbar, Indragiri Hilir, yang menempuh hidup penuh perjuangan hingga menjadi Gubernur Riau.

“Anak yatim. Dikirim ibunya mondok ke Canduang. Jadi kuli bangunan untuk biaya kuliah. Numpang di kantor PKB. Baru kenal dua bulan, dia pinang sendiri,” tulis UAS.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Minta Maaf tapi Tetap Tegas: Habiskan Uang Itu, Ekonomi Butuh Bergerak!

Kisah itu menggambarkan sosok Abdul Wahid sebagai pribadi yang sederhana, pekerja keras, dan dekat dengan rakyat kecil.

Namun, kalimat penutup UAS membuat warganet terdiam:

“Laut politik dengan angin kencang, karang tajam, dipukul ombak, dihempas gelombang.”

Bagi banyak warganet, metafora itu seolah menggambarkan badai politik yang kini tengah menerpa Abdul Wahid, badai yang datang dari lembaga antirasuah.

Baca Juga: Breaking News: KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid Terkait Dugaan Korupsi Proyek Daerah

Tak hanya itu, UAS juga mengenang momen ketika Abdul Wahid datang kepadanya menjelang Pilgub Riau 2024.

“Saya tanya, ‘Untuk apa jadi Gubernur? Hidupmu sudah nyaman.’ Dia jawab, ‘Saya mau bangun Riau. Masih banyak orang susah, Ustaz,’” tulisnya lagi.

Dalam unggahannya, UAS juga mengaku memberi 16 poin kesepakatan moral kepada Wahid sebelum memberikan dukungan politik, mulai dari pembangunan Islamic Centre, beasiswa anak berprestasi, hingga insentif guru mengaji.

“Saya dukung, tapi bersih. Jangan main duit,” tegas UAS dalam tulisannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Instagram @ustadabdulshomad_official

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X