OTT Gubernur Riau Tambah Daftar Panjang Pejabat Daerah Korup, KPK Soroti Pola yang Berulang

photo author
- Selasa, 4 November 2025 | 12:16 WIB
OTT Gubernur Riau Abdul Wahid jadi kasus keenam tahun ini. KPK sebut korupsi pejabat daerah terus berulang dengan pola serupa. (Dok. Istimewa - INDEPENDENMEDIA.ID)
OTT Gubernur Riau Abdul Wahid jadi kasus keenam tahun ini. KPK sebut korupsi pejabat daerah terus berulang dengan pola serupa. (Dok. Istimewa - INDEPENDENMEDIA.ID)

PURWAKARTA ONLINE - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT). Kali ini sasarannya adalah Gubernur Riau Abdul Wahid, yang diamankan pada Senin (3/11) malam. Penangkapan ini menjadi OTT keenam KPK sepanjang tahun 2025.

Menurut catatan KPK, operasi sebelumnya menjerat sejumlah pejabat daerah dan kementerian, mulai dari kasus suap proyek jalan di Sumatera Utara hingga dugaan pemerasan di Kementerian Ketenagakerjaan. KPK menilai, praktik korupsi di tingkat kepala daerah masih menjadi masalah serius yang terus berulang.

Abdul Wahid bukan sembarang pejabat. Ia dikenal sebagai figur muda yang meniti karier dari bawah, dari anggota DPRD, DPR RI, hingga akhirnya menjabat Gubernur Riau 2025-2030. Sayangnya, karier cemerlang itu kini tercoreng dugaan penyalahgunaan wewenang.

Publik pun menyoroti bahwa pola korupsi pejabat daerah tampak tidak banyak berubah. Biasanya, praktik itu berakar dari lemahnya pengawasan, kultur politik transaksional, dan kebutuhan biaya politik yang tinggi saat pilkada.

Sejumlah pengamat menilai, OTT terhadap Abdul Wahid bisa menjadi momentum bagi KPK untuk memperkuat kembali fungsi pencegahan, bukan sekadar penindakan. Tanpa perbaikan sistemik, korupsi di daerah dikhawatirkan hanya akan berganti pelaku dari waktu ke waktu.

Penangkapan ini juga menambah daftar panjang kepala daerah yang tersandung kasus korupsi, setelah sebelumnya sejumlah bupati, wali kota, dan pejabat kementerian turut diamankan KPK sepanjang tahun ini.

Masyarakat Riau pun merasa kecewa, sebab sosok Wahid sempat menjadi simbol kerja keras dan integritas. Kini, citra itu pudar, digantikan dengan berita OTT yang menghiasi halaman depan media nasional.

Bagi KPK, kasus ini menjadi ujian baru di tengah sorotan publik terhadap efektivitas lembaga antirasuah tersebut. Sementara bagi masyarakat, peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kekuasaan tanpa integritas hanya akan berujung pada kehancuran reputasi.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X