GoTo dan Grab Dikabarkan Merger pada 2025, Benarkah? Ini Klarifikasi Resmi!

photo author
- Selasa, 4 Februari 2025 | 21:30 WIB
Ilustrasi GoTo
Ilustrasi GoTo

PURWAKARTA ONLINE - Isu panas kembali menghebohkan dunia bisnis digital! PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Holdings Ltd. dikabarkan tengah dalam diskusi intensif mengenai potensi merger demi mengurangi tekanan persaingan dan menekan kerugian yang telah terjadi bertahun-tahun.

Kabar ini kembali mencuat setelah laporan Bloomberg dan Dealstreet Asia menyebutkan adanya pembicaraan serius di antara dua raksasa transportasi daring ini.

Sumber dari Bloomberg menyatakan bahwa kedua perusahaan, yang mendominasi layanan pesan-antar makanan dan transportasi di Asia Tenggara dengan lebih dari 650 juta populasi, telah membahas berbagai skenario untuk mencapai kesepakatan.

Salah satu opsi yang berkembang adalah akuisisi penuh dengan harga saham GoTo di atas Rp 100 per lembar.

Baca Juga: Siapa Saja yang Berhak Menerima Bansos PKH 2025? Cek Kategori Penerima dan Besarannya!

Bahkan, valuasi transaksi ini disebut mencapai lebih dari US$ 7 miliar atau sekitar Rp 114,32 triliun (kurs Rp 16.331 per US$).

Namun, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 Februari 2025, Sekretaris Perusahaan GoTo, R A Koesoemohadiani, menegaskan bahwa tidak ada kesepakatan antara GoTo dan Grab untuk merger atau akuisisi.

Ia juga menambahkan bahwa rumor ini telah berulang kali muncul dalam beberapa tahun terakhir dan tidak memiliki dasar kuat.

Rumor merger GoTo dan Grab memang bukan hal baru. Sejak beberapa tahun terakhir, isu ini kerap beredar sebagai respons atas ketatnya persaingan bisnis ride-hailing, e-commerce, serta layanan keuangan digital di Asia Tenggara.

Baca Juga: Jadwal dan Cara Daftar KIP Kuliah 2025, Simak Keunggulannya!

Dengan beban kerugian operasional yang besar, banyak pihak menilai merger sebagai langkah strategis untuk bertahan dan menekan biaya operasional.

Namun, GoTo dengan tegas menyatakan bahwa berita tersebut hanya spekulasi.

“Berita yang beredar di media massa tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha perseroan,” tulis Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi BEI.

Meski belum ada konfirmasi resmi, beberapa analis menilai merger antara dua raksasa ini bisa membawa dampak besar bagi ekosistem digital di Asia Tenggara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X