Ekonomi Kerajaan Pajajaran: Jejak Perdagangan Cirebon dan Sunda Kalapa

Tome Pires mencatat bahwa Kerajaan Sunda memiliki beberapa kota pelabuhan penting, termasuk Sunda Kalapa.

Pelabuhan ini menjadi tempat pertemuan barang dagangan dari seluruh kerajaan, memainkan peran kunci dalam perdagangan regional dan internasional.

Baca Juga: Gus Dur: Pelajarilah Ilmu Nike Ardilla, Agar Lebih Dekat Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Perdagangan dan Penyebaran Islam

Pelabuhan Cirebon dan Sunda Kalapa tidak hanya berperan sebagai pusat perdagangan tetapi juga menjadi agen penyebaran agama Islam di Nusantara.

Keduanya memiliki peran vital dalam proses penyebaran Islam di Jawa Barat, membawa keberagaman budaya dan agama.

Dalam negosiasi antara Raja Sunda dan Gubernur Portugis di Malaka pada 1522, terungkap bahwa Kerajaan Sunda memiliki kewajiban untuk menyerahkan bahar lada setiap tahun.

Namun, perjanjian tersebut tak terealisasi karena pada tahun 1527, Sunda Kalapa ditaklukkan oleh umat Islam di bawah Fatahillah.

Baca Juga: YG Entertainment Gelar Audisi Global untuk Mencari Bintang K-pop Berbakat di Seluruh Dunia

Pijakan Penelitian: Hubungan Perdagangan Cirebon dan Sunda Kalapa

Meskipun banyak karya tulis tentang sejarah perdagangan di Indonesia, penelitian mengenai hubungan perdagangan antara Cirebon dan Sunda Kalapa pada abad XVII masih minim.

Beberapa referensi yang dapat menjadi landasan penelitian melibatkan buku J.C. Van Leur, "Perdagangan dan Masyarakat Indonesia," dan "Sejarah Maritim Indonesia" karya Abd Rahman Hamid.

Studi ini akan membatasi ruang lingkup pada hubungan perdagangan Cirebon dan Sunda Kalapa, memfokuskan pada sistem perdagangan yang diterapkan oleh Kesultanan Cirebon.

Faktor-faktor seperti geografis, budaya, dan ekonomi akan dijelajahi untuk memahami dinamika kehidupan ekonomi di dua kota pelabuhan ini.

Baca Juga: Puasa Bagi Penderita Gagal Ginjal: Mitos dan Fakta, Menurut Dr. Syarifah Azizah