Inovasi Matcha Khas Purwakarta, Kolaborasi Petani Muda hingga Dukungan Agribisnis Lokal

photo author
- Senin, 4 Agustus 2025 | 09:18 WIB
Wulan Astuti (kiri) bersama Ichwansyah Wiradimadja (kanan) sedang membuat beberapa formula penyeduhan matcha di Bale Karuhun, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes Kabupaten Purwakarta (17/7/2025). (Dok. PURWAKARTA ONLINE/Enjang Sugianto)
Wulan Astuti (kiri) bersama Ichwansyah Wiradimadja (kanan) sedang membuat beberapa formula penyeduhan matcha di Bale Karuhun, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes Kabupaten Purwakarta (17/7/2025). (Dok. PURWAKARTA ONLINE/Enjang Sugianto)

PURWAKARTA ONLINE – Inovasi pertanian kembali menggeliat di Kabupaten Purwakarta.

Kali ini, dua sosok muda: Ichwansyah Wiradimadja, Mahasiswa Pascasarjana dari Universitas Padjadjaran (UNPAD) dan Wulan Astuti, SP, dari Gapoktan Pusaka Mandiri, berupaya pengembangan matcha khas Purwakarta.

Mereka meramu standar pembuatan matcha lewat teknik khusus dan eksperimen langsung dari kebun teh milik petani lokal (Kelompok Tani Barong Mulya).

Salah satu kebun teh tersebut bahkan menggunakan paranet untuk menutupi tanaman, guna menghambat fotosintesis.

Baca Juga: FPP Purwakarta Desak Pemda Segera Jalankan Perda Pesantren yang Terbengkalai Sejak 2021

Tujuannya? Meniru proses peneduhan seperti di Jepang untuk menghasilkan daun teh Tencha, bahan dasar utama matcha berkualitas tinggi.

“Kita harus punya matcha khas Purwakarta sendiri,” tegas Ichwansyah kepada PURWAKARTA ONLINE, Senin (4/8/2025).

Pernyataan ini diamini Wulan, yang juga dikenal sebagai aktivis petani sejak lama di Kelompok Tani Barong Mulya.

Tak sendiri, mereka mendapat dukungan penuh dari Asep Rahmat Saleh Setiaji, SH, alias Kang Zaenx, Ketua Gapoktan Pusaka Mandiri sekaligus pelaku agribisnis pengolah teh hijau.

Baca Juga: Dearly Djoshua, Perempuan yang Dipilih Ari Lasso Setelah Perjalanan Cinta yang Tak Mudah

Zaenx menyediakan bahan baku dan fasilitas produksi.

“Usaha teh makin terpojok, kita butuh inovasi. Alhamdulillah anak muda pertanian mulai bergerak, ini patut didukung,” ujarnya.

Enjang Sugianto, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kiarapedes, juga mendukung inisiatif ini.

“Produksi teh kita selama ini dominan teh hijau. Inovasi seperti matcha bisa membuka pasar baru.”

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X