Baca Juga: Taruhan Nomor Satu Porinju Veliyath Turun 75 Persen Beginilah Investor Ulung Tetap Bertahan
GMNI menilai DPRD Purwakarta seharusnya menjadikan Propemperda sebagai instrumen perencanaan hukum yang matang.
Bukan sekadar daftar perda yang dikejar penyelesaiannya secara administratif.
Selama masa boikot, GMNI mengaku terus melakukan konsolidasi dengan mahasiswa dan elemen masyarakat sipil.
Mereka ingin isu ini tidak berhenti sebagai gerakan kampus, tetapi menjadi kesadaran publik.
Puncak dari rangkaian boikot ini direncanakan akan ditutup dengan aksi besar-besaran.
GMNI berharap langkah tersebut dapat mendorong DPRD Purwakarta melakukan evaluasi dan membuka ruang dialog yang sehat.
GMNI menegaskan, tujuan akhir dari aksi ini adalah perbaikan proses legislasi daerah.
Agar setiap perda benar-benar lahir dari kebutuhan rakyat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.***
Artikel Terkait
TPK Wanayasa Purwakarta 'Ulin' ke Pantai Putih Carita, Hadiah Akhir Tahun dari Tabungan Gotong Royong
Dunia Rapuh Jelang 2026, James Riady Ajak Pengusaha Indonesia Bergerak Karena Peluang
James Riady: Indonesia Lebih Siap Hadapi 2026 Dibanding Banyak Negara Berkembang
Pesan James Riady untuk 2026: Bangun Narasi Ketangguhan Indonesia, Bukan Ketakutan
BRI Dukung Flyover Sitinjau Lauik Rp2,2 Triliun, Infrastruktur Strategis Sumbar Akhirnya Dipercepat
Flyover Sitinjau Lauik Dibangun, Peran BRI Jadi Kunci Pembiayaan Infrastruktur Nasional di Sumbar
BRI Ikut Sindikasi Rp2,2 Triliun, Flyover Sitinjau Lauik Jadi Harapan Baru Sumatera Barat
Dari Jalur Ekstrem ke Aman, BRI Topang Flyover Sitinjau Lauik lewat Pembiayaan Rp2,2 Triliun
Taruhan Nomor Satu Porinju Veliyath Turun 75 Persen Beginilah Investor Ulung Tetap Bertahan
KADIN Friday Breakfast, James Riady Sebut Ekonomi Indonesia 2026 Tangguh di Tengah Dunia Terfragmentasi