Kaitkan dengan Visi Indonesia Emas 2045
Dalam pandangan Natalius Pigai, isu bullying tidak bisa dipisahkan dari arah besar pembangunan bangsa menuju Visi Indonesia Emas 2045.
Baca Juga: Bobibos, Bahan Bakar Jerami Karya Anak Bangsa: Ramah Lingkungan, Murah, dan Beroktan 98!
“Kalau mau jadi negara yang memimpin di tingkat dunia, generasi mudanya harus kuat secara mental dan bebas dari kekerasan sosial,” tegasnya.
Ia mengingatkan, perundungan adalah bentuk kekerasan sosial yang menggerogoti daya saing bangsa.
Bagaimana mungkin Indonesia bisa melahirkan generasi unggul jika anak-anaknya tumbuh dalam ketakutan dan tekanan dari lingkungan sendiri?
Sinergi Empat Pilar untuk Menghapus Bullying
Dalam penjelasannya, Pigai menggarisbawahi pentingnya kerja sama lintas sektor. Ia menyebut bahwa pemberantasan bullying harus melibatkan empat pilar utama bangsa:
- Pendidikan, sebagai penanggung jawab pengetahuan dan pembentukan karakter sejak dini.
- Pelatihan dan pengembangan keterampilan, untuk membentuk mental tangguh dan empatik di dunia kerja.
- Penegak hukum, agar ada efek jera melalui tindakan tegas bagi pelaku perundungan.
- Keluarga dan lembaga keagamaan, sebagai penjaga nilai moral dan spiritual yang menumbuhkan kasih sayang.
“Kalau bullying itu terjadi di dunia pendidikan, maka empat lembaga inilah yang harus duduk bersama untuk merumuskan dan meniadakan tindakan itu,” kata Pigai menutup pernyataannya.
Baca Juga: Bobibos, Inovasi Energi Hijau dari Jawa Barat yang Dipuji Dedi Mulyadi
Dari Sekolah hingga Rumah, Semua Bisa Berperan
Untuk memberantas bullying, tidak perlu menunggu kebijakan besar. Setiap individu dan komunitas bisa memulainya dari lingkungan terdekat. Berikut langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan:
- Bangun komunikasi terbuka di sekolah dan rumah. Guru dan orang tua harus jadi pendengar aktif bagi anak-anak.
- Bentuk tim pengawas dan konselor anti-bullying. Setiap sekolah wajib memiliki ruang aman untuk pelaporan kasus.
- Libatkan teman sebaya. Anak-anak perlu dilatih untuk berani membela korban, bukan diam melihat kekerasan.
- Edukasi digital. Karena banyak kasus perundungan kini terjadi di media sosial, perlu literasi digital sejak dini.
- Tegakkan aturan tanpa kompromi. Setiap pelaku bullying harus mendapat konsekuensi yang mendidik, bukan sekadar hukuman.
Jadikan Sekolah Zona Aman, Bukan Zona Takut
Natalius Pigai memberi pesan kuat bahwa keberanian melindungi sesama adalah bentuk tertinggi dari kemanusiaan.
Artikel Terkait
Tragedi Medsos di Purwakarta: Siswi SMP Tewas Setelah Kenal Pemuda Lewat Chat Online
Polres Purwakarta Tangkap Mahasiswa Pelaku Pembunuhan Jesika, Terancam 16 Tahun Penjara
Citarum, Saksi Sunyi Prabu Siliwangi: Antara Ekologi, Sejarah, dan Spiritualitas Sunda
Prabu Siliwangi: Jembatan Antara Budaya Sunda dan Nilai-Nilai Islam
Polisi Ungkap Fakta Baru Ledakan SMAN 72 Jakarta: Pelaku Dinyatakan Bertindak Mandiri, Bukan Jaringan Teroris
Kebakaran Hebat di Jalan Pasir Koja Bandung, 18 Jongko Kayu Palet Hangus Dilalap Api
Roy Suryo Cs Resmi Jadi Tersangka Kasus Ijazah Jokowi, IPW: Bukan Kriminalisasi!
Kuasa Hukum Roy Suryo: Penetapan Tersangka Justru Timbulkan Pertanyaan Baru Soal Ijazah Jokowi
Jadi Tersangka, Roy Suryo Pilih Tersenyum, dr. Tifa: Saya Serahkan Semua pada Allah
BRI Perkuat Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Lewat AgenBRILink, Dukung Program Pemerintah