Bullying Menjadi-jadi! Natalius Pigai Desak Pemerintah dan Swasta Serius Tangani Kasus Bullying di Dunia Pendidikan

photo author
- Kamis, 13 November 2025 | 11:10 WIB
Ilustrasi bullying
Ilustrasi bullying

Kaitkan dengan Visi Indonesia Emas 2045

Dalam pandangan Natalius Pigai, isu bullying tidak bisa dipisahkan dari arah besar pembangunan bangsa menuju Visi Indonesia Emas 2045.

Baca Juga: Bobibos, Bahan Bakar Jerami Karya Anak Bangsa: Ramah Lingkungan, Murah, dan Beroktan 98!

“Kalau mau jadi negara yang memimpin di tingkat dunia, generasi mudanya harus kuat secara mental dan bebas dari kekerasan sosial,” tegasnya.

Ia mengingatkan, perundungan adalah bentuk kekerasan sosial yang menggerogoti daya saing bangsa.

Bagaimana mungkin Indonesia bisa melahirkan generasi unggul jika anak-anaknya tumbuh dalam ketakutan dan tekanan dari lingkungan sendiri?

Sinergi Empat Pilar untuk Menghapus Bullying

Dalam penjelasannya, Pigai menggarisbawahi pentingnya kerja sama lintas sektor. Ia menyebut bahwa pemberantasan bullying harus melibatkan empat pilar utama bangsa:

  • Pendidikan, sebagai penanggung jawab pengetahuan dan pembentukan karakter sejak dini.
  • Pelatihan dan pengembangan keterampilan, untuk membentuk mental tangguh dan empatik di dunia kerja.
  • Penegak hukum, agar ada efek jera melalui tindakan tegas bagi pelaku perundungan.
  • Keluarga dan lembaga keagamaan, sebagai penjaga nilai moral dan spiritual yang menumbuhkan kasih sayang.

“Kalau bullying itu terjadi di dunia pendidikan, maka empat lembaga inilah yang harus duduk bersama untuk merumuskan dan meniadakan tindakan itu,” kata Pigai menutup pernyataannya.

Baca Juga: Bobibos, Inovasi Energi Hijau dari Jawa Barat yang Dipuji Dedi Mulyadi

Dari Sekolah hingga Rumah, Semua Bisa Berperan

Untuk memberantas bullying, tidak perlu menunggu kebijakan besar. Setiap individu dan komunitas bisa memulainya dari lingkungan terdekat. Berikut langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan:

  • Bangun komunikasi terbuka di sekolah dan rumah. Guru dan orang tua harus jadi pendengar aktif bagi anak-anak.
  • Bentuk tim pengawas dan konselor anti-bullying. Setiap sekolah wajib memiliki ruang aman untuk pelaporan kasus.
  • Libatkan teman sebaya. Anak-anak perlu dilatih untuk berani membela korban, bukan diam melihat kekerasan.
  • Edukasi digital. Karena banyak kasus perundungan kini terjadi di media sosial, perlu literasi digital sejak dini.
  • Tegakkan aturan tanpa kompromi. Setiap pelaku bullying harus mendapat konsekuensi yang mendidik, bukan sekadar hukuman.

Jadikan Sekolah Zona Aman, Bukan Zona Takut

Natalius Pigai memberi pesan kuat bahwa keberanian melindungi sesama adalah bentuk tertinggi dari kemanusiaan.

Baca Juga: Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Merasa Kesepian, Polisi dan KPAI Soroti Pentingnya Kesehatan Mental di Sekolah

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X