PURWAKARTA ONLINE - Pergantian Menteri Keuangan Indonesia dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa dalam reshuffle Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto (8/9/2025) langsung menyulut sorotan tajam dari berbagai pihak.
Salah satunya datang dari pengamat ekonomi ternama, Prof. Rhenald Kasali, yang menyebut gaya Purbaya sebagai “terlalu percaya diri” alias “koboy ekonomi”.
"Ketika muncul langsung koboy, bilang jago ekonomi. Benarkah dia jago? Kita akan lihat nanti," tegas Rhenald dalam kanal YouTube-nya (11/9).
Namun kritik dalam negeri bukan satu-satunya tekanan. Ekonom global Ruchir Sharma, Chairman dari Rockefeller International, ikut mengirimkan peringatan serius untuk menteri baru ini.
Baca Juga: Nepal Memanas: 22 Tewas, Gedung Parlemen Dibakar, Ketimpangan Ekonomi Picu Amarah Rakyat
Pesan Ruchir Sharma Bebaskan Sektor Swasta, Jangan Tiru Negara Latin
Dalam percakapannya dengan Rhenald, Sharma menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh di atas 5 persen per tahun. Namun, hal itu hanya mungkin jika pemerintah:
- Memberi kebebasan besar kepada sektor swasta, dan
- Tidak terjebak pada belanja sosial berlebihan.
"China memberi kebebasan luas ke sektor swasta. Dari sanalah kekuatan ekonominya lahir," kata Sharma.
Ia menekankan, bantuan sosial yang terlalu besar justru bisa jadi jebakan stagnasi ekonomi, seperti yang terjadi di banyak negara Amerika Latin.
"Mereka terlalu banyak habiskan anggaran untuk bansos. Pertumbuhan ekonominya jadi mandek."
“Ini hal yang perlu diperhatikan Indonesia,” ujarnya mengingatkan.
Baca Juga: BRI Bangun BLK di Nusakambangan, Berdayakan Warga Binaan dan Dukung Asta Cita Presiden
RI Harus Belajar dari China, Bukan Venezuela
Sharma merujuk pada strategi China di awal 2000-an: bukan fokus pada bansos, melainkan pembangunan infrastruktur besar-besaran, yang membuka lapangan kerja dan meningkatkan daya saing.
"Indonesia masih di tahap pembangunan. Jangan buru-buru subsidi. Fokuslah pada fondasi jangka panjang," katanya.
Artikel Terkait
Menkeu Purbaya Ungkap Aturan Fiskal Akan Dilonggarkan, Pertumbuhan Ekonomi dan Lapangan Kerja Dikejar
Celoteh Menkeu Purbaya: Demo Bukan Sekadar Politik, Tapi Tekanan Ekonomi yang Berkepanjangan!
Menkeu Purbaya: Demo Terjadi Karena Tekanan Ekonomi Akibat Salah Kelola Fiskal
Menkeu Purbaya: Tugas Saya Hidupkan Mesin Fiskal dan Moneter yang Sedang Mati
Ekonomi Tertekan, Purbaya Janji Percepat Belanja Negara untuk Pulihkan Kondisi
Kerusuhan Besar Nepal Meletus, Ketimpangan Ekonomi Jadi Akar Amarah Generasi Muda di Kathmandu
Satpol PP Purwakarta Bongkar Bangunan Liar di Ranca Darah, Begini Penjelasan Resminya
Ekonomi Nepal di Ambang Krisis Sosial: Ketimpangan Tajam, Pengangguran Tinggi, Rakyat Marah
BRI Perkuat Koperasi Merah Putih, Dukung Akses Pembiayaan dan Usaha Mandiri Desa di Seluruh Indonesia
Satpol PP Purwakarta Tertibkan Bangunan Liar Bahu Jalan di Wanayasa, Prioritaskan Ketertiban Publik