Ketua BPBD Bali Imbau Masyarakat Waspada, Megathrust Magnitudo 9,0 Berpotensi Picu Tsunami Besar

photo author
- Senin, 19 Agustus 2024 | 10:55 WIB
Ketua BMKG mengatakan bahwa pergerakan megathrust sudah terjadi beberapa kali dan tidak serentak karena terdiri dari beberapa segmen. (Instagram @daryonobmkg)
Ketua BMKG mengatakan bahwa pergerakan megathrust sudah terjadi beberapa kali dan tidak serentak karena terdiri dari beberapa segmen. (Instagram @daryonobmkg)

BPBD Bali juga telah mengimplementasikan berbagai program edukasi dan simulasi bencana bagi masyarakat, terutama di kawasan pesisir yang dianggap paling rentan terkena dampak tsunami.

Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar dalam menyelamatkan diri jika terjadi gempa bumi atau tsunami.

Baca Juga: Dokter Aulia Risma Lestari: Aku Ingin Berhenti!

"Simulasi dan edukasi ini penting agar masyarakat tidak hanya memahami risiko yang dihadapi, tetapi juga tahu apa yang harus dilakukan ketika situasi darurat benar-benar terjadi," ujar Rentin.

Selain itu, BPBD Bali juga bekerja sama dengan pihak terkait untuk memperkuat infrastruktur dan sistem peringatan dini guna mengurangi dampak jika bencana terjadi.

Peran Penting BMKG dalam Peringatan Dini

BMKG memainkan peran kunci dalam memantau aktivitas seismik dan mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gempa dan tsunami.

Rentin mengingatkan masyarakat untuk selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG dan tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumbernya.

Baca Juga: David da Silva Tidak Terlalu Fokus pada Lawan di AFC Champions League 2024/2025

"Dalam situasi seperti ini, kecepatan dan ketepatan informasi sangatlah penting. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk mengandalkan informasi resmi dari BMKG dan BPBD," tambahnya.

Kesiapan Pemerintah dan Masyarakat Hadapi Megathrust

Pemerintah Daerah Bali bersama BPBD terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa megathrust dan tsunami.

Meski potensi ini belum dapat diprediksi secara pasti kapan akan terjadi, kesiapsiagaan dan kewaspadaan merupakan kunci utama untuk meminimalisir korban jiwa dan kerugian materi.

"Saat ini, yang terpenting adalah bagaimana kita semua, baik pemerintah maupun masyarakat, bersiap dengan sebaik-baiknya. Kami terus melakukan monitoring dan simulasi, namun masyarakat juga harus ikut berpartisipasi aktif dalam upaya mitigasi ini," tutup Rentin.

Sebagai catatan, ancaman gempa megathrust bukan hanya isapan jempol belaka. Kejadian seperti ini pernah terjadi di Aceh pada tahun 2004 dengan dampak yang sangat besar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X