Purwakarta Online - Di tengah gemuruh modernisasi, Pondok Pesantren Raudlatut Tarbiyyah di Kabupaten Purwakarta menemukan cara unik untuk menghidupi dan mengembangkan pesantrennya. KH Ahmad Anwar Nasihin, SHI, pemimpin pesantren sekaligus Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purwakarta, berhasil memadukan keahlian berbisnis dengan pengabdian keagamaan melalui peternakan sapi yang ia dirikan lima tahun lalu.
Peternakan Linggar Keramat, milik KH Ahmad Anwar Nasihin, telah menjadi tulang punggung ekonomi Pondok Pesantren Raudlatut Tarbiyyah. Dengan fokus pada sapi jenis limousin dan sapi Lombok, peternakan ini berhasil meningkatkan kesejahteraan pesantren serta menjadi percontohan bagi pesantren-pesantren lainnya di Purwakarta, Jawa Barat.
Keberhasilan dan Penghargaan
Dalam lima tahun beroperasi, peternakan ini telah menerima berbagai penghargaan dari instansi pemerintah. Pencapaian ini tidak hanya karena skala peternakannya yang kini mencapai 250 ekor sapi, tetapi juga karena kualitas ternak yang dihasilkan. Sapi-sapi di peternakan Linggar Keramat telah melewati uji kesehatan dari Keswan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta, menjamin sapi-sapi tersebut sehat dan berkualitas.
Baca Juga: Kredit Fiktif Rp13 Miliar Bank BJB: Dua Pelaku Ditangkap, Pimpinan Cabang Masih Aman
KH Ahmad Anwar Nasihin menjelaskan bahwa sapi-sapinya dijual dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp19 juta hingga Rp24 juta, terutama bagi panitia qurban yang mengkolektifkan tujuh peserta.
"Kami sengaja menyediakan harga sapi yang murah meriah agar terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Sapi-sapi di kandang kami insya Allah sehat, gemuk, dan barokah," ujarnya.
Filosofi dan Inspirasi Usaha
Usaha peternakan sapi ini didasari oleh inspirasi dari Rasulullah SAW. KH Ahmad Anwar Nasihin tergerak oleh kisah Rasulullah yang dikenal sebagai seorang wirausahawan handal yang mampu membangun ekosistem ekonomi umat Islam.
“Kita sebagai umatnya harus mampu menauladani ikhtiar bisnisnya Rasulullah. Apalagi para kyai yang disebut oleh Rasul sebagai warosatul Anbia, kita harus terwarisi sifat-sifat wirausahawan Nabi Muhammad SAW,” katanya.
Baca Juga: Pesawat Garuda Jamaah Haji Terbakar, Kronologi dan Langkah Mitigasi
Sapi Limousin di peternakan Linggar Keramat dijual dengan harga variatif, mulai dari Rp24 juta hingga Rp70 juta, tergantung bobotnya yang berkisar antara 350 kg hingga 950 kg. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen yang mencari sapi berkualitas tinggi untuk keperluan qurban.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Penjualan sapi dari peternakan ini tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi bagi pesantren, tetapi juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Hasil penjualan sapi digunakan untuk pembangunan dan pengembangan Pondok Pesantren Raudlatut Tarbiyyah, menciptakan pahala ganda bagi para pembeli yang ingin berqurban.
Artikel Terkait
Skandal Kredit Fiktif Rp 13 Miliar: Bos Bank BJB Diduga Terlibat, Pelaku Ditangkap, Publik Pandeglang Terkejut!
Kronologi Skandal Kredit Fiktif Bank BJB: Kerugian Rp 13 Miliar, Dua Pelaku Ditangkap, Pimpinan Cabang Diduga Terlibat!
Kronologi Kredit Fiktif Bank BJB: TN dan IK Ditangkap, Kerugian Rp 13 Miliar Ungkap Kedekatan dengan Pimpinan Bank
Skandal Kredit Fiktif Bank BJB: Dibobol Rp 13 Miliar! Penegakan Hukum Mengejutkan!
Modus Kredit Fiktif Bank BJB, Terungkap Aksi Kriminal dengan Dampak Luas
Skandal Kredit Fiktif Guncang Bank BJB, Masyarakat Harus Berhati-hati!
Skandal Kredit Fiktif Bank BJB: Dua Tersangka Terungkap, Kerugian Miliaran Rupiah!
Skandal Kredit Fiktif Bank BJB: Dua Pelaku Ditangkap, Bank Rugi Rp 13 Miliar!
Skandal Korupsi: Modus Kredit Fiktif Bank BJB Guncang Labuan Pandeglang!
Dukungan dari Komunitas dan Paguyuban Mengalir Deras untuk Irwan P Abdurrachman