PURWAKARTA ONLINE - Kematian Dwinanda Linchia Levi (35), dosen muda Untag Semarang, terus memunculkan kejanggalan.
Salah satu sorotan terbesar datang dari sikap dan pernyataan AKBP Basuki, perwira polisi yang terakhir bersama Levi sebelum meninggal.
Basuki adalah orang yang pertama kali melaporkan kematian Levi kepada polisi.
Namun sejak detik itu pula, banyak pihak menilai pernyataannya berubah-ubah dan tidak konsisten.
Baca Juga: Kronologi Janggal Kematian Levi: Dua Kali Berobat, Foto Darah Hilang, dan Status Satu KK
Keluarga menyebut Basuki sempat mengirim foto Levi yang sudah tidak bernyawa kepada kerabat mereka di Purwokerto.
Foto itu memperlihatkan bercak di paha dan perut korban.
Namun tak lama, foto tersebut dihapus kembali. Sikap ini memunculkan kecurigaan.
“Sekilas ada bercak merah seperti darah. Baru dilihat sebentar, sudah dihapus,” ujar Perdana Cahya Devian, kakak korban.
Baca Juga: Jejak Komunikasi Dosen Levi dan AKBP Basuki, Peringatan yang Muncul Terlambat
Keanehan berikutnya, Basuki sempat meminta laptop dan handphone Levi yang masuk dalam barang bukti.
Permintaan itu ditolak penyidik di lokasi kejadian.
Kuasa hukum keluarga, Zainal Abidin Petir, menilai tindakan itu janggal.
“Seharusnya ia tidak meminta barang bukti,” ujarnya.