Munir Huda berharap, insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi sekolah-sekolah lain.
“Anak-anak ini masa depannya masih panjang. Jangan sampai satu kesalahan membuat mereka kehilangan arah. Yang penting, kita semua belajar dan memperbaiki sistem pembinaan di sekolah,” tutup Munir.
Kasus ini memang menyisakan luka, namun juga membuka harapan baru: bahwa setiap kesalahan bisa menjadi titik balik menuju perubahan.
Dari tangis dan maaf, Purwakarta belajar tentang arti sejati pendidikan, bukan hanya mencerdaskan, tapi juga memanusiakan.***