Dalam kesempatan itu, Usep Sukanda menyampaikan evaluasi sekaligus usulan penting. Menurutnya, tidak semua kepala desa memiliki kapasitas yang sama dalam memahami regulasi dan menjalankan kewenangan desa.
“Kapasitas kepala desa itu pada kenyataannya tidak sama. Kalau seperti Pak Eden semua ya bagus. Tapi karena tidak sama, ketika dipandu regulasi pun masih banyak yang kesulitan,” ungkap Usep.
Karena itu, ia menilai peningkatan kapasitas kepala desa harus menjadi program prioritas. “Tapi waktu saya tanyakan, katanya kewenangan ada di Kemendagri, bukan Kemendesa,” ujarnya.
Kesan Tim KSP dan Kemendesa: Kiarapedes Dinilai Siap dan Kompak
Beberapa perwakilan pusat memberi apresiasi pada Kiarapedes. Cece Yusuf dari Kemendesa menyebut lapangan sepak bola desa ini “setara internasional” dan mengingatkan stadion di dataran tinggi Venezuela.
Sihotang dari KSP mengaku sempat kaget saat tiba di lokasi. “Dikira ada khitanan, sambutannya meriah sekali,” katanya sambil tersenyum.
Ia menegaskan bahwa kedatangan tim bukan untuk mengaudit, tetapi menyerap aspirasi masyarakat.
Yusra, dari Direktorat Promosi Produk Unggulan Desa, juga menekankan pentingnya pengembangan BUMDes sebagai mata rantai ketahanan pangan untuk mendukung MBG.
“Presiden Prabowo itu orangnya humoris, tapi untuk desa beliau serius,” ujarnya.
BUMDes Kiara Mandiri Paparkan Pengelolaan Usaha
Direktur BUMDes Kiara Mandiri, Rifa Alfahmi, menjelaskan unit usaha yang sedang berjalan, mulai dari ayam petelur hingga rencana pengembangan camping ground di sekitar Lapangan Panca Waluya.
Beberapa poin penting yang disampaikan Rifa:
- Produksi telur disisihkan 10 butir per hari untuk kegiatan sosial.
- Tidak melayani pembelian eceran agar tidak menyaingi warung warga.
- Siap menyuplai dapur-dapur MBG di sekitar Kecamatan Kiarapedes.
- Mengelola Sarana Air Bersih (SAB) untuk 500 rumah.
- Setiap malam Sabtu aula desa menjadi pusat wisata kuliner UMKM.
BLT Dana Desa: Transparan dan Tepat Sasaran
Pada sesi dialog, tim Kemendesa berbincang langsung dengan penerima BLT DD. Mereka menanyakan jumlah bantuan, penggunaan dana, hingga memastikan tidak ada potongan.
Seorang nenek jompo menjelaskan bahwa ia menggunakan BLT DD untuk membeli beras karena hidup seorang diri. Tim pusat juga mengingatkan warga agar tidak memakai bantuan untuk membeli rokok.
Artikel Terkait
PMK 81 Tahun 2025 Resmi Berlaku, Ini 5 Aturan Baru agar Desa Tak Alami Gagal Bayar Tahun Depan
Desa Wajib Revisi APBDes 2025, Ini Instruksi Lengkap Pemerintah Setelah PMK 81 Resmi Terbit
PMK 81 Tahun 2025 Jadi Penyelamat, Pemerintah Pastikan Potensi Gagal Bayar Dana Desa Bisa Diatasi
Monev Dana Desa 2025 di Desa Cibeber Terhambat Hujan Deras, Cek Lapangan Ditunda
Monev Dana Desa 2025 di Sumbersari Purwakarta, Jalan Usaha Tani Dipuji Petani karena Lebih Aman
BLT Dana Desa 2025 di Cibeber Diantar ke Rumah KPM Jompo dan Sakit, Penyaluran Triwulan IV Cair
BLT Dana Desa di Sumbersari Cair, Rp72 Juta Digelontorkan untuk 20 KPM Selama 2025
BUMDes Mustika Ibu Unjuk Produksi Telur Saat Monev Dana Desa 2025
Jalan Desa Margaluyu Dihotmix Pakai Dana Desa 2025, Akses Warga Kini Lebih Nyaman dan Representatif
Kantor Staf Presiden dan Kemendesa Monev Desa Kiarapedes: BLT DD, Ketahanan Pangan, hingga Bumdes untuk MBG