Jalan Panjang Menuju MBG yang Ideal: Antara Gizi, Kritik, dan Cita-cita Mulia

photo author
- Kamis, 2 Oktober 2025 | 12:00 WIB
Foto ilustrasi MBG. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Purwakarta menuai sorotan usai insiden makanan basi. Bagaimana langkah Om Zein dan polemik UPF di DPR. (Dok. Istimewa)
Foto ilustrasi MBG. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Purwakarta menuai sorotan usai insiden makanan basi. Bagaimana langkah Om Zein dan polemik UPF di DPR. (Dok. Istimewa)

Sebab, makanan yang dimasak terlalu malam lalu dikirim siang hari berpotensi basi.

“Makanan yang seharusnya memberikan gizi malah bisa membahayakan kesehatan anak-anak,” tambahnya.

Selain itu, ia meminta sekolah selalu memeriksa sampel makanan sebelum dibagikan.

Para siswa juga diajak untuk berani menolak makanan yang terasa aneh atau sudah tidak layak konsumsi.

Sorotan Nasional: Polemik Ultra Processed Food (UPF)

Meski insiden di Purwakarta bisa segera ditangani, polemik MBG belum selesai.

Di tingkat nasional, program ini mendapat sorotan tajam terkait penggunaan Ultra Processed Food (UPF) seperti mie instan, nugget, burger, hingga spaghetti.

Baca Juga: BRI Dorong Pemberdayaan UMKM Halal di Halal Indo 2025, Catat Investasi Rp7,2 Triliun

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris, mempertanyakan sikap tidak konsisten Badan Gizi Nasional (BGN).

Menurutnya, alih-alih melarang, BGN justru hanya mengatur agar UPF diproduksi oleh UMKM lokal.

“Maksud saya gini pak, bapak ibu di BGN ngerti nggak sih ultra processed food itu apa? Berarti ini kan bukan melarang penggunaan UPF, tetapi yang harus dibeli lewat UMKM,” kritik Charles dalam rapat di Senayan, Rabu (1/10/2025).

Ia menegaskan agar BGN punya komitmen jelas, UPF harus hilang dari menu MBG.

Sikap Tegas BGN

Menanggapi kritik itu, Nanik, Wakil Kepala BGN, menegaskan pihaknya tidak akan mentolerir penggunaan produk pabrikan dalam menu MBG, kecuali susu di daerah yang memang tidak punya peternakan sapi.

“Dapur MBG adalah untuk membangkitkan ekonomi lokal, bukan memperkaya pemilik pabrik roti. Roti itu dibuat ibu-ibu murid, lalu dimakan oleh anaknya,” kata Nanik pada konferensi pers di Jakarta, 26 September 2025.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X