PURWAKARTA ONLINE, Karawang - Persekusi terhadap rombongan kyai Nahdlatul Ulama (NU) dan dua anggota Banser di Rengasdengklok, Karawang, memicu gelombang pertanyaan.
Video viral yang menunjukkan wajah babak belur para korban telah menyulut kemarahan publik, dan banyak yang menduga ada kekuatan besar di balik serangan tersebut.
Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, menyebutkan bahwa serangan ini mungkin terkait dengan kontroversi yang sedang memanas mengenai nasab habaib, khususnya Baalawi.
Menurut Gus Yahya, perbedaan pendapat ini harus dihormati dan tidak dijadikan bahan olok-olok.
Ia juga meminta semua pihak menahan diri dan menyerahkan penanganan kasus ini kepada pihak berwenang.
Namun, ada spekulasi di kalangan masyarakat bahwa penyerangan ini bukanlah tindakan spontan.
Baca Juga: PERSIB Bandung Tampil di Grup F AFC Champions League 2: Tantangan Menarik di Hadapan
"Kelihatannya ada yang menggerakkan mereka. Kenapa hanya dua yang ditangkap, padahal pelaku lebih banyak? Ini pertanyaan besar yang belum terjawab," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Spekulasi ini tidak muncul tanpa alasan. Kapolres Karawang, AKBP Edward Zulkarnain, dalam konferensi persnya mengungkapkan bahwa para pelaku telah mengikuti rombongan korban sejak dari Kabupaten Bekasi.
"Para tersangka, yang kini kami amankan dengan inisial S dan F, mengikuti korban sejak Bekasi dengan sepeda motor," kata Edward.
Ini menunjukkan bahwa serangan ini direncanakan dengan matang, bukan sekadar insiden kebetulan.
Dalam perjalanan menuju kegiatan ibadah di Karawang, rombongan kyai dihentikan di Desa Rengasdengklok Selatan oleh puluhan pengendara motor.
Mereka mencari seseorang yang tidak ada di dalam rombongan, namun tetap saja melakukan kekerasan dan merusak kendaraan korban.
Baca Juga: Bahlil Lahadalia Jadi Calon Ketua Umum Golkar? Kejutan Besar!