Stop Salahkan Yahudi dan Amerika! Saatnya Umat Islam Introspeksi Diri Secara Total

PURWAKARTA ONLINE, Jakarta — Di tengah polemik nasab Habib yang terus bergulir, Guru Gembul muncul sebagai suara berani dengan sebuah ajakan yang menggugah: introspeksi diri.

Dalam pidato pembukaannya di Rabithah Alawiyah, Guru Gembul menyerukan umat Islam untuk tidak hanya menyalahkan pihak luar seperti elite global, Yahudi, atau Amerika Serikat, atas kemunduran dan ketertinggalan yang dialami umat.

"Ketika kita menghadapi masalah, seperti keterpurukan bangsa atau ketidakmampuan kita untuk maju, sering kali kita menyalahkan konspirasi luar, seperti Yahudi dan Amerika Serikat," ujar Guru Gembul dengan nada tegas.

Ia menekankan bahwa seringkali, penyebab utama masalah tidak terletak pada faktor eksternal, melainkan pada diri kita sendiri.

Baca Juga: Kondisi Terbaru David Da Silva dan Beckham Putra Nugraha Jelang Pekan Keempat Liga 1 2024/2025

Guru Gembul mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap kecenderungan untuk mengalihkan kesalahan kepada pihak lain, daripada menghadapi dan memperbaiki masalah internal.

“Ketika Indonesia terpuruk, kita berteriak bahwa ini adalah konspirasi elit global. Namun, pertanyaannya adalah, apakah kita sudah benar-benar introspeksi dan memperbaiki diri kita sendiri?” katanya.

Ia membandingkan situasi ini dengan permainan sepak bola, di mana kekalahan tim tidak bisa hanya disalahkan pada lawan yang lebih baik.

Begitu pula, menurut Guru Gembul, kemunduran bangsa tidak bisa hanya disandarkan pada konspirasi pihak luar, melainkan harus ada evaluasi terhadap kelemahan dan kesalahan internal.

Guru Gembul Ungkap Kebenaran, Reaksi Marah Umat Islam Terhadap Oknum Habib (Yt. Guru Gembul)

Baca Juga: Sakit Hati Umat Islam! Habib Bahar dan Kontroversi Cium Kaki Santri, Guru Gembul Bongkar Fakta Mengejutkan di Rabithah Alawiyah

Dalam konteks polemik nasab Habib, Guru Gembul menyarankan agar kita berhenti mencari kambing hitam dan lebih fokus pada introspeksi.

“Polemik ini, termasuk sentimen anti-Yaman dan anti-imigran, bukan semata-mata akibat dari pernyataan Kiai Imaduddin. Ini adalah akumulasi kemarahan yang sudah ada sejak lama,” jelasnya.

Menurut Guru Gembul, masalah utama adalah adanya ketidakpuasan dan bara dalam sekam yang muncul sebagai reaksi terhadap apa yang dianggap sebagai penyimpangan dari nilai-nilai Islam yang sesungguhnya.