Purwakarta Online - Perkembangan terbaru terkait vaksin Covid-19 AstraZeneca menarik perhatian publik. AstraZeneca, salah satu produsen vaksin terkemuka, mengakui adanya risiko efek samping langka yang dikenal sebagai Thrombosis Thrombocytopenia Syndrome (TTS).
TTS merupakan sindrom langka yang terkait dengan vaksinasi Covid-19. Istilah "thrombosis" merujuk pada pembentukan bekuan darah, sementara "thrombocytopenia" mengindikasikan jumlah trombosit yang rendah dalam darah. Sindrom ini menjadi sorotan setelah sejumlah individu dilaporkan mengalami pembekuan darah setelah menerima vaksin AstraZeneca.
Latar Belakang Kasus
Kasus pertama yang mencuat ke publik diajukan oleh Jamie Scott, seorang ayah dua anak yang mengalami cedera otak permanen setelah menerima vaksin AstraZeneca pada April 2021. Kasus serupa juga dilaporkan di berbagai belahan dunia, menyoroti kekhawatiran akan keamanan vaksin.
Meskipun AstraZeneca awalnya menentang klaim tersebut, perusahaan farmasi tersebut akhirnya mengakui dalam dokumen hukum pada Februari bahwa vaksin Covid-19 yang mereka produksi memiliki kemungkinan sangat langka untuk menyebabkan TTS.
Apa Itu TTS?
TTS merupakan kondisi medis serius yang terjadi ketika seseorang mengalami pembekuan darah dan jumlah trombosit yang rendah setelah divaksinasi. Gejala TTS dapat bervariasi, mulai dari sakit kepala parah, nyeri dada, hingga kesulitan bernapas.
Menurut laporan dari berbagai negara, kasus TTS terjadi dalam frekuensi yang sangat rendah. Di India, misalnya, kasus TTS dilaporkan hanya terjadi sekitar 0,61 per juta dosis, sementara di Jerman jumlahnya mencapai sepuluh kasus per juta dosis.
Baca Juga: Peluang Emas: Registrasi Kartu Prakerja Gelombang 67 Tahun 2024 Telah Dibuka!
Tanggapan Pemerintah dan Otoritas Kesehatan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan tanggapan terkait pengakuan AstraZeneca tentang efek samping vaksin mereka. Menurutnya, meskipun risiko TTS ada, namun dampaknya sangat minim. Pemerintah melalui Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) terus memantau situasi ini untuk memastikan keamanan vaksin yang beredar di Indonesia.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, juga menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada laporan kasus TTS di Indonesia. Meski demikian, masyarakat tetap diimbau untuk waspada dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalami gejala yang mencurigakan setelah divaksinasi.
Meskipun risiko TTS dari vaksin AstraZeneca ada, namun kejadian ini sangat jarang terjadi. Otoritas kesehatan terus melakukan pemantauan untuk memastikan keamanan vaksinasi Covid-19. Penting bagi masyarakat untuk tetap mengikuti perkembangan informasi terkini dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika memiliki kekhawatiran terkait vaksinasi.
Artikel Terkait
Hardiknas 2024: Mengenang Perjuangan Ki Hadjar Dewantara dan Merdeka Belajar
Rosmini Pengemis Viral: Perjalanan dari Desa ke Dunia yang Tidak Dikenal
Rosmini: Dari Viral di Media Sosial Hingga Perawatan di RSJMM Kota Bogor
Prakerja Gelombang 67: Meningkatkan Kompetensi dan Meraih Peluang
Peluang Emas: Registrasi Kartu Prakerja Gelombang 67 Tahun 2024 Telah Dibuka!
Prabowo Terima Telepon dari PM Kanada Justin Trudeau: Bahas Kelanjutan Kerja Sama Bilateral
Prabowo Subianto dan PM Kanada Trudeau Berbagi Keakraban dalam Percakapan Telepon yang Hangat
PNS, TNI, dan Polri Antisipasi Gaji ke-13 Tahun 2024: Kapan Cair dan Berapa Besarnya?
Ada Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta Perseorangan, Dian Hadiana: Dipersilahkan Lebih Dulu Menyerahkan Berkas Dukungan
AstraZeneca Akui Efek Samping Langka dari Vaksin Covid-19: Mengenal Thrombosis Thrombocytopenia Syndrome (TTS)