Fenomena Langka: Efek Samping Thrombosis Thrombocytopenia Syndrome (TTS) dari Vaksin AstraZeneca

Purwakarta Online - Di tengah upaya global melawan pandemi, vaksin COVID-19 menjadi senjata utama dalam melawan penyebaran virus.

Salah satu vaksin yang digunakan di Indonesia adalah AstraZeneca.

Namun, belakangan muncul kabar mengenai efek samping langka yang terkait dengan vaksin tersebut, yakni Thrombosis Thrombocytopenia Syndrome (TTS).

Kasus Jamie Scott: Awal Mula Gugatan Terhadap AstraZeneca

Pada Februari lalu, Jamie Scott, seorang pria beranak dua, menggugat AstraZeneca atas cedera otak serius yang dialaminya setelah divaksinasi pada April 2021.

Baca Juga: Ada Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta Perseorangan, Dian Hadiana: Dipersilahkan Lebih Dulu Menyerahkan Berkas Dukungan

Dia mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak, mengakibatkan cacat permanen yang menghambat kemampuannya untuk bekerja.

Meski awalnya AstraZeneca membantah klaim tersebut, namun dalam dokumen pengadilan Februari, perusahaan tersebut mengakui kemungkinan sangat langka bahwa vaksin mereka dapat menyebabkan TTS.

Thrombosis Thrombocytopenia Syndrome (TTS): Apa Itu?

TTS merupakan sindrom langka yang terjadi ketika seseorang mengalami pembekuan darah (trombosis) dan jumlah trombosit yang rendah (trombositopenia) setelah divaksinasi.

Ini juga dikenal sebagai 'trombositopenia trombotik imun yang diinduksi vaksin' (VITT).

Baca Juga: AstraZeneca Akui Efek Samping Langka dari Vaksin Covid-19: Mengenal Thrombosis Thrombocytopenia Syndrome (TTS)

Trombosis dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, termasuk otak, perut, paru-paru, vena ekstremitas, dan arteri.

Tanggapan Kementerian Kesehatan Indonesia