Islam dan Kebudayaan Sunda: Jejak Historis dan Realitas Kontemporer

photo author
- Jumat, 29 Maret 2024 | 22:32 WIB
Orang baduy dalam. Akulturasi islam dan budaya sunda. (Ist)
Orang baduy dalam. Akulturasi islam dan budaya sunda. (Ist)

PurwakartaOnline.com - Suatu pendapat yang dikemukakan oleh almarhum H. Endang Saifuddin Anshari, M.A. pada Riungan Masyarakat Sunda di Bandung tahun 1967 mengatakan bahwa "Islam teh Sunda, Sunda teh Islam".

Pendapat ini mencerminkan karakteristik Orang Sunda yang menggambarkan identitasnya melalui penyatuan antara agama dan budaya lokal.

Pandangan ini menjadi landasan penting dalam memahami hubungan Islam dengan kebudayaan masyarakat Sunda.

Dalam konteks ini, Islam bukan hanya sebagai sistem kepercayaan, tetapi juga terkait erat dengan kehidupan sosial, politik, dan ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Apple Digugat atas Praktik Monopoli Pasar Smartphone oleh Pemerintah Amerika Serikat

Ajaran Nabi Muhammad, yang berakar pada wahyu al-Quran, membentuk dasar kepercayaan dan keyakinan tentang tauhid.

Pengembangan ajaran ini di Mekkah dan Madinah pada masa itu tidak hanya mengubah sistem keagamaan masyarakat Arab, tetapi juga memberikan nuansa keterhubungan Islam dengan keragaman budaya setempat.

Dalam sejarahnya, Islam di bawah kepemimpinan Khalifah Umar ibn Khattab mulai menunjukkan pola akomodatif terhadap situasi sosial dan berkembang ke luar jazirah Arab.

Hal ini membuka jalan bagi terbentuknya pluralisme dalam Islam.

Baca Juga: Burung Magpie Disita oleh Otoritas Satwa Liar: Kontroversi di Balik Kasus Molly

Seiring dengan ekspansi Islam ke berbagai kawasan dan ragam etnis, pluralitas keislaman pun berkembang.

Pada periode pertengahan Islam, pemikiran internal umat Islam menjadi beragam, terutama ketika ajaran Islam harus berakulturasi dengan kebudayaan lokal.

Historisitas Islam yang akulturatif semakin jelas terlihat dalam penyebarannya di wilayah Nusantara, terutama pada abad XIII.

Di tengah ragam etnis dan kebudayaan yang berbeda-beda, Islam masuk ke dalam kehidupan masyarakat Nusantara, termasuk masyarakat Sunda.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X