PurwakartaOnline.com - Suatu pendapat yang dikemukakan oleh almarhum H. Endang Saifuddin Anshari, M.A. pada Riungan Masyarakat Sunda di Bandung tahun 1967 mengatakan bahwa "Islam teh Sunda, Sunda teh Islam".
Pendapat ini mencerminkan karakteristik Orang Sunda yang menggambarkan identitasnya melalui penyatuan antara agama dan budaya lokal.
Pandangan ini menjadi landasan penting dalam memahami hubungan Islam dengan kebudayaan masyarakat Sunda.
Dalam konteks ini, Islam bukan hanya sebagai sistem kepercayaan, tetapi juga terkait erat dengan kehidupan sosial, politik, dan ekonomi masyarakat.
Baca Juga: Apple Digugat atas Praktik Monopoli Pasar Smartphone oleh Pemerintah Amerika Serikat
Ajaran Nabi Muhammad, yang berakar pada wahyu al-Quran, membentuk dasar kepercayaan dan keyakinan tentang tauhid.
Pengembangan ajaran ini di Mekkah dan Madinah pada masa itu tidak hanya mengubah sistem keagamaan masyarakat Arab, tetapi juga memberikan nuansa keterhubungan Islam dengan keragaman budaya setempat.
Dalam sejarahnya, Islam di bawah kepemimpinan Khalifah Umar ibn Khattab mulai menunjukkan pola akomodatif terhadap situasi sosial dan berkembang ke luar jazirah Arab.
Hal ini membuka jalan bagi terbentuknya pluralisme dalam Islam.
Baca Juga: Burung Magpie Disita oleh Otoritas Satwa Liar: Kontroversi di Balik Kasus Molly
Seiring dengan ekspansi Islam ke berbagai kawasan dan ragam etnis, pluralitas keislaman pun berkembang.
Pada periode pertengahan Islam, pemikiran internal umat Islam menjadi beragam, terutama ketika ajaran Islam harus berakulturasi dengan kebudayaan lokal.
Historisitas Islam yang akulturatif semakin jelas terlihat dalam penyebarannya di wilayah Nusantara, terutama pada abad XIII.
Di tengah ragam etnis dan kebudayaan yang berbeda-beda, Islam masuk ke dalam kehidupan masyarakat Nusantara, termasuk masyarakat Sunda.
Artikel Terkait
Prabu Siliwangi: Mengungkap Identitas Sejati Raja Sunda dalam Kisah Misterius
Persepsi Masyarakat Sunda terhadap Prabu Siliwangi: Kisah Raja Pajajaran yang Menyimpan Misteri
Warisan Kerajaan Pajajaran: Perjalanan Nilai-nilai Sosial dalam Masyarakat Sunda
Bahasa Sunda Digunakan Sepanjang Acara Musrenbang Kiarapedes 2025
Musrenbang 2025 Kiarapedes jadi Ajang Penguatan Kearifan Lokal Bahasa Sunda
Jejak Sejarah Hubungan Sosial-Ekonomi: Cirebon dan Sunda Kalapa (Kerajaan Pajajaran) pada Abad XVI
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Pajajaran: Peran Strategis Cirebon dan Sunda Kelapa Abad XVI
Hubungan Perdagangan Cirebon dan Sunda Kelapa Abad XVI: Jejak Ekonomi Kerajaan Pajajaran
Ekonomi Kerajaan Pajajaran: Jejak Perdagangan Cirebon dan Sunda Kalapa
Perang Melawan Kekuasaan Majapahit: Tragedi dalam Kidung Sunda