Islam dan Kebudayaan Sunda: Jejak Historis dan Realitas Kontemporer

photo author
- Jumat, 29 Maret 2024 | 22:32 WIB
Orang baduy dalam. Akulturasi islam dan budaya sunda. (Ist)
Orang baduy dalam. Akulturasi islam dan budaya sunda. (Ist)

Baca Juga: Realme C65: Ponsel Terbaru dengan Desain Baru dan Spesifikasi Unggulan

Etnis Sunda, yang secara geografis tersebar di Jawa Barat, memiliki identitas kebudayaan yang khas, sering kali disebut Sunda Wiwitan, dengan kecenderungan religiusitas animisme dan dinamisme.

Ketika Islam mulai tersebar di wilayah kebudayaan Sunda sekitar abad XIV, agama ini berhadapan dengan sistem religi masyarakatnya yang sinkretik.

Proses islamisasi di wilayah ini melalui berbagai tahapan membawa perubahan dalam pola keagamaan masyarakat Sunda.

Dari sistem religi pra-Islam yang sinkretik, Islam membawa transformasi yang mencerminkan keragaman pola keagamaan dalam masyarakat muslim di wilayah budaya Sunda.

Baca Juga: Sistem Suspensi Land Rover Defender Octa: Kombinasi Keandalan dan Performa Tinggi

Pertanyaan tentang bagaimana perubahan keislaman dalam religiusitas masyarakat Sunda harus ditempatkan dalam konteks historis dan antropologis.

Melalui pendekatan ini, kita dapat memahami lebih dalam tipologi keislaman di dalam kebudayaan masyarakat Sunda dewasa ini.

Dalam kesimpulannya, keterpaduan antara Islam dan kebudayaan Sunda bukan hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga menjadi realitas kontemporer yang terus berkembang.

Hal ini menunjukkan dinamika yang kompleks antara agama dan budaya dalam membentuk identitas dan kehidupan masyarakat Sunda.

Baca Juga: RUU Desa Disahkan, Puan Maharani Ketuk Palu: Momen Mengharukan untuk Para Kepala Desa!

Dengan demikian, menjaga keberagaman dan menghormati pluralitas dalam keislaman merupakan tantangan dan juga peluang bagi masyarakat Sunda dalam merajut jati diri dan harmoni budaya yang unik.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X