Tradisi Pertanian Kerajaan Pajajaran, Warisan Budaya dan Kebijaksanaan Tani di Kasepuhan Ciptagelar

photo author
- Rabu, 27 Maret 2024 | 12:05 WIB
Kasepuhan adat Ciptagelar berubah nama menjadi Gelar Alam dan berpindah tempat 2 KM dari lokasi awal. Tradisi Pertanian Kerajaan Pajajaran, Warisan Budaya dan Kebijaksanaan Tani di Kasepuhan Ciptagelar (Nandi/ Radar Sukabumi)
Kasepuhan adat Ciptagelar berubah nama menjadi Gelar Alam dan berpindah tempat 2 KM dari lokasi awal. Tradisi Pertanian Kerajaan Pajajaran, Warisan Budaya dan Kebijaksanaan Tani di Kasepuhan Ciptagelar (Nandi/ Radar Sukabumi)

Nganyaran merupakan prosesi menikmati hasil panen, yang dimulai dengan kegiatan menumbuk padi secara bersama-sama oleh para perempuan.

Setelah itu, beras ditumbuk, dimasak, dan disajikan sebagai hidangan kepada pemangku adat dan seluruh masyarakat.

Proses ini mencerminkan rasa syukur kepada alam atas hasil panen yang melimpah, serta mempererat ikatan sosial dalam komunitas.

Baca Juga: Di Mata Gus Dur, Nike Ardilla Bukanlah Orang Sembarangan

4. Ponggokan: Pencatatan Jiwa dan Kebijaksanaan

Tradisi Ponggokan merupakan proses pengumpulan data statistik dari seluruh masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar, yang dilakukan dengan nilai-nilai bakti, mandiri, dan gotong royong.

Melalui prosesi ini, masyarakat menyerahkan jiwa dan hasil bumi kepada orang tua atau sesepuh adat sebagai bentuk penghargaan dan kepatuhan terhadap tradisi.

5. Serentaun: Memperingati Kehidupan dan Kebijaksanaan

Serentaun menjadi puncak dari rangkaian tradisi, di mana masyarakat Kasepuhan bersyukur atas hasil pertanian yang mereka peroleh.

Dengan penyembelihan kerbau dan pagelaran seni tradisional, mereka merayakan kehidupan dan menghormati leluhur serta Dewi Sri sebagai dewa kesuburan.

Baca Juga: Timothy Ronald: Cara Keluar dari Kemiskinan

Prosesi ini menandai penyerahan hasil panen ke dalam lumbung padi sebagai simbol keberlanjutan kehidupan.

Perjalanan Sejarah dan Perkembangan Komunitas Adat

Dibalik kekayaan tradisi pertanian Kasepuhan Ciptagelar, terdapat cerita panjang perjalanan dan perpindahan komunitas adat ini.

Melarikan diri dari kejaran Kesultanan Banten, mereka menjaga identitas dan keberadaan mereka dengan penuh ketekunan dan keberanian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Jurnal Adat dan Budaya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X