Hal ini membuka potensi ekonomi besar, terutama bagi petani muda di Purwakarta.
Namun, konsumsi berlebihan tetap harus diwaspadai.
Efek samping seperti insomnia dan gangguan pencernaan bisa terjadi jika dikonsumsi secara berlebihan.
Harapan untuk Petani Teh Purwakarta
Langkah Ichwansyah, Wulan, dan Zaenx ini menjadi sinyal penting bahwa pertanian teh di Purwakarta belum mati.
Justru, lewat inovasi seperti matcha, sektor ini bisa bangkit kembali dengan daya saing yang lebih tinggi.
Baca Juga: FPP Purwakarta Desak Pemda Segera Jalankan Perda Pesantren yang Terbengkalai Sejak 2021
"Bagaimana kita bisa membuat matcha dari tanaman yang ditanam petani kita sendiri, itulah tantangan sekaligus peluangnya," tutup Ichwansyah.***
Artikel Terkait
Purwakarta Jadi Titik Awal, PBNU Resmikan Dapur MBG dan Konsolidasi Syuriyah NU se-Jawa Barat
PBNU Bangun Dapur MBG Pertama di Pesantren Cipulus Purwakarta, Target 1.000 Lokasi Se-Indonesia
Analisis Perlindungan Konsumen di Purwakarta Dalam Perspektif Undang-undang No. 8 Tahun 1999
Petani Kopi Purwakarta Kompak! PLN Puas Lakukan Verifikasi untuk Program CSR 2026
Petani Kopi Purwakarta Dapat Dukungan Akses dari CSR PLN
383 KPM di Desa Pusakamulya Terima Bantuan Beras Bansos, Pemdes Ingatkan Program Bupati Purwakarta!
Penebalan Bansos di Purwakarta, 383 Warga Desa Pusakamulya Dapat Beras 20 Kg untuk 2 Bulan
Dampak Sosial-Ekonomi Usaha Peternakan Domba Semi Intensif di Desa Pusakamulya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat
Inovasi Matcha Khas Purwakarta, Kolaborasi Petani Muda hingga Dukungan Agribisnis Lokal
FPP Purwakarta Desak Pemda Segera Jalankan Perda Pesantren yang Terbengkalai Sejak 2021