Inovasi Matcha Khas Purwakarta, Upaya Anak Muda Selamatkan Pertanian Teh yang Terancam

photo author
- Senin, 4 Agustus 2025 | 21:00 WIB
Petani di Purwakarta menutup kebun teh mereka (17/7/3025), demi inovasi membuat matcha khas lokal yang berkualitas tinggi. (Dok. PURWAKARTA ONLINE/Enjang Sugianto)
Petani di Purwakarta menutup kebun teh mereka (17/7/3025), demi inovasi membuat matcha khas lokal yang berkualitas tinggi. (Dok. PURWAKARTA ONLINE/Enjang Sugianto)

PURWAKARTA ONLINE – Pertanian teh di Kabupaten Purwakarta tengah berada di ujung tanduk.

Harga yang stagnan, pasar yang terbatas, dan kurangnya inovasi membuat para petani teh mulai kehilangan arah.

Namun, di tengah situasi genting itu, dua sosok muda muncul membawa harapan baru.

Ichwansyah Wiradimadja, Mahasiswa Pascasarjana dari Universitas Padjadjaran sekaligus aktivis Kelompok Tani Barong Mulya, dan Wulan Astuti, SP, Sekretaris Gapoktan Pusaka Mandiri sekaligus petani aktif dari Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes.

Baca Juga: Viral! Timothy Ronald Dihujat Usai Sebut Gym Bodoh dan Akademi Crypto Bikin Rugi Member Hingga 100%

Mereka tengah merintis pembuatan matcha khas Purwakarta, sebuah inovasi yang diharapkan mampu membuka pasar baru dan memperkuat posisi pertanian teh lokal.

"Kita harus punya matcha khas kita (Purwakarta) sendiri," kata Ichwansyah kepada PURWAKARTA ONLINE, Senin (4/8/2025), yang langsung diamini oleh Wulan.

Matcha, bubuk teh hijau berkualitas tinggi asal Jepang, kini mulai dikembangkan dari kebun-kebun teh lokal dengan standar dan teknik khusus.

Salah satu metode unik yang diterapkan adalah menutup kebun teh dengan paranet untuk mengurangi proses fotosintesis dan meningkatkan kandungan L-theanine dan klorofil dalam daun teh.

Baca Juga: Kevin Diks Cetak Gol Perdana untuk Moenchengladbach, Kado Ultah Manis di Usia 125 Tahun

Dukungan juga datang dari pelaku agribisnis lokal, Asep Rahmat Saleh Setiaji alias Kang Zaenx, yang menyediakan bahan dan fasilitas.

"Usaha teh makin terpojok, jadi kita butuh inovasi. Alhamdulillah anak muda bergerak, kita semua harus dukung," ujar Zaenx yang juga menjabat Ketua Gapoktan Pusaka Mandiri.

Ketua KTNA Kecamatan Kiarapedes, Enjang Sugianto, turut mendukung langkah ini.

Ia menegaskan bahwa dominasi produksi teh hijau di Purwakarta harus segera diverifikasi agar bisa menyasar pasar yang lebih luas.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X