LPPNU Purwakarta Ungkap Krisis Pertanian Teh, Alih Fungsi Lahan dan Harga Tak Lagi Menguntungkan

photo author
- Kamis, 29 Mei 2025 | 23:04 WIB
LPPNU Purwakarta kunjungi petani teh Kiarapedes (Kamis, 29/5/2025), ungkap krisis harga dan ancaman hilangnya pertanian teh. (Dok. LPPNU Purwakarta)
LPPNU Purwakarta kunjungi petani teh Kiarapedes (Kamis, 29/5/2025), ungkap krisis harga dan ancaman hilangnya pertanian teh. (Dok. LPPNU Purwakarta)

PURWAKARTA ONLINE – Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Purwakarta mengunjungi petani teh di Kecamatan Kiarapedes, Kamis pagi, 29 Mei 2025.

Ketua LPPNU Purwakarta, Abang Ijo Hapidin, yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Purwakarta mengutus dua anggotanya, Indra Purnama Sambas dan Acep Hanan, untuk menggali informasi serta mengidentifikasi kondisi nyata pertanian teh di lapangan.

Menurut pantauan di lokasi, pertanian teh di Kabupaten Purwakarta kini dalam kondisi kritis.

Petani menghadapi berbagai tantangan serius, mulai dari alih fungsi lahan, minimnya regenerasi, hingga tekanan pasar dari produk teh palsu.

Ancaman Alih Fungsi dan Krisis Regenerasi

Dalam wawancara dengan petani teh setempat, Asep Rahmat Saleh Setiaji alias Zaenx, dari Kelompok Tani Barong Mulya di Desa Pusakamulya, terungkap bahwa sejumlah kebun teh telah berubah fungsi.

“15 hektare kebun teh sudah berubah jadi bangunan pesantren Minhajul Haq, ada yang jadi lahan sayuran juga. Itu semua karena petani butuh komoditas yang lebih menguntungkan,” kata Zaenx.

Ia menambahkan, regenerasi petani teh juga terhambat.

“Anak-anak petani tidak mau melanjutkan. Kalau tidak dijual, ya kebunnya terbengkalai,” ujar Zaenx.

Baca Juga: HKP Jabar 2025 Diundur, Fokus pada Ketahanan Pangan di Purwakarta

Harga Tak Lagi Ekonomis

Zaenx mengungkapkan bahwa biaya pemeliharaan kebun teh semakin tinggi.

Pestisida, pupuk, dan kebutuhan lainnya mahal, sementara harga jual teh belum mampu menutupi biaya produksi.

“Sekarang ini tidak ekonomis. Kita produksi teh murni, tapi di pasar kalah saing dengan produk teh palsu yang hanya mengandalkan perisa,” ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: LPPNU Purwakarta

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X