news

Tragedi Rido Buka Luka Lama: Minimnya Literasi Disabilitas Picu Penghakiman Massa di Karawang

Senin, 17 November 2025 | 17:00 WIB
Pemkab Purwakarta pastikan kasus Rido, anak disabilitas korban pengeroyokan Karawang, diusut tuntas dan semua biaya ditanggung. (Dok. Istimewa)

PURWAKARTA ONLINE – Kematian tragis Rido Pulanggar (15), remaja disabilitas mental asal Purwakarta, membuka kembali masalah besar yang selama ini terabaikan: rendahnya pemahaman masyarakat terhadap kondisi disabilitas.

Rido tewas usai dikeroyok massa di Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang.

Ia dituduh mencuri, padahal tidak ada satu pun bukti yang mengarah ke tindak kriminal.

Minim Edukasi Jadi Akar Masalah

Banyak pihak menilai kasus ini bukan sekadar pengeroyokan.

Lebih dalam, ini adalah potret betapa rendahnya literasi masyarakat tentang anak berkebutuhan khusus.

Rido dikenal sering berjalan tanpa arah tujuan karena tuna grahita.

Keluarganya dan tetangganya di Purwakarta sudah terbiasa membantu dan mengawasi tanpa menghakimi.

Namun di lingkungan baru, perilaku yang sama dianggap ancaman.
Kesalahpahaman itu berubah menjadi kekerasan.

Baca Juga: Holding UMi BRI Sentuh 34,5 Juta Debitur, Perkuat Pembiayaan Mikro Lewat SenyuM Mobile

Pemkab Purwakarta Serukan Edukasi Disabilitas

Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, menegaskan perlunya edukasi masif soal disabilitas di tingkat masyarakat.

“Anak disabilitas membutuhkan perlindungan ekstra. Masyarakat harus memahami, bukan malah menghakimi,” ujarnya.

Pemkab juga memperluas pendidikan inklusi agar anak seperti Rido bisa belajar dalam sistem yang menerima keberagaman.

Keluarga: Rido Bukan Ancaman, Dia Anak Baik

Bagi keluarga, Rido adalah remaja yang lembut dan tidak pernah melakukan tindak kriminal.

“Dia biasa masuk rumah warga hanya untuk melihat. Bukan mencuri. Tidak pernah bermasalah,” kata Yana, bibinya.

Halaman:

Tags

Terkini